Kisah AKBP Sumy: Cari Tulang Manusia Hingga Raih Gelar Doktor Forensik Pertama di Asia
Tambah membanggakan lantaran Hastry, sapaan akrabnya, juga menyelesaikan program Doktornya berstatus cumlaude dengan pujian.
Ritual ini pun dilakoni Hastry mulai dari malam hingga pagi hari.
"Kalau di Dayak, upacara potong hewan babi. Tapi karena saya muslim, jadi potong ayam dan saya harus makan ayam itu. Ada ritual, menari dan makan sirih dan kapur. Itu ritualnya dari malam sampai pagi, di tengah hutan," katanya.
Beda Batak, Dayak, beda pula dengan Toraja. Di Toraja, Hastry harus membeli emas dan kertas khusus sebagai alat ritual agar diizinkan oleh pemuka adat Toraja dan keluarga kerangka yang akan diteliti.
Meski semua syarat ritual sudah dipenuhi, bukan berarti Hastry bisa langsung mengambil sampel kerangka atau tulang yang akan diteliti.
"Awalnya pasti keluarga menolak, namun setelah dijelaskan bahwa ini untuk kepentingan penyelidikan akhirnya mereka mau," katanya.
Dari hasil penelitian DNA Mitokondria itu Hastry menemukan hasil yang mencengangkan. DNA Mitokondria dari tiga populasi Dayak, Jawa dan Batak memiliki kesamaan. Menurutnya, ada hubungan kekerabatan antara populasi Batak, Dayak dan Jawa, sedangkan Toraja dan Trunyan (Bali) tidak memiliki kesamaan dengan populasi lainnya.
"Ada beberapa persamaan dari DNA Mitokondria. Dari pola pewarisan yang diturunkan oleh ibu. Ini bisa dideteksi sampai 33 generasi," katanya.
Hastry berharap temuannya ini bisa menjadi acuan identifikasi di lingkup Forensik dan Polri kedepannya.
"Jadi pencarian data antemortem bisa dipersempit setelah tahu sampel yang akan diteliti. Jadinya lebih mudah mengidentifikasi," katanya.
Dukungan dari institusi Polri selama Hastry menyelesaikan gelar Doktornya juga sangat tinggi. Selain izin yang tidak dipersulit dari kesatuan, kemudahan dalam penelitian juga dirasakannya.
"Karena saya polisi, jadi pengurusan izinnya juga mudah. Selama penelitian, mencari sampel juga dibantu sama polisi di daerah sampai menjelaskan maksud dan tujuan penelitian saya ke keluarga sampel yang akan saya teliti. Kalau saya dokter biasa, mungkin sampai sekarang penelitian saya belum selesai," ujarnya.(*)