Jumat, 3 Oktober 2025

Pesawat TNI AU Jatuh

Bisa Jadi Pilot Belum Familiar dengan Pesawat Tempur Baru

Terdapat tiga hal yang bisa menyebabkan sebuah pesawat terjatuh, yakni faktor cuaca, mesin, dan human error.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUN JOGJA/Bramasto Adhy
Petugas berjaga di tempat jatuhnya pesawat Golden Eagel (T-50i) Jet Trainer yang di Komplek Akademi Angkata Udara (AAU), Telogowono, Sleman, Minggu (20/12). Pesawat T50 jatuh saat Gebyar Dirgantara 2015 dan menewaskan dua awak pesawat Letkol Penerbang Marda dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pesawat jenis Golden Eagle (T-50) jatuh di Landasan Udara (Lanud) Adisutjipto, Minggu (20/12/2015).

Informasi yang dihimpun kejadian pesawat jatuh tersebut terjadi pukul 09.40 WIB dalam Atraksi Gebyar Dirgantara AAU Yogyakarta.

Pesawat yang jatuh setelah melakukan akrobatik, terbang rendah dan terjatuh di dalam kompleks kesatrian AAU. Belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat.

Akibat kecelakaan tersebut Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Mayor Penerbang Dwi Cahyono dinyatakan meninggal.

"Ya, keduanya meninggal dunia," kata Kadispen TNI AU Marsma Dwi Badarmanto dilansir dari KompasTV, Minggu (20/12/2015).

Keduanya merupakan pilot yang berada di dalam pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang jatuh saat Gebyar Dirgantara di Lanud Adisutjipto.

Terkait jatuhnya pesawat ini, Pakar Penerbangan, Arista Admadjati memiliki analisis tersendiri mengenai peristiwa tersebut.

Berikut analisis Arista Admadjati:

Terdapat tiga hal yang bisa menyebabkan sebuah pesawat terjatuh, yakni faktor cuaca, mesin, dan human error.

"Jika kita bicara soal cuaca kemarin di Yogya, cuacanya cerah. Jadi jatuhnya pesawat bisa dipastikan bukan karena cuaca buruk yang terjadi di langit Yogyakarta," kata Arista kepada Surya (Tribunnews.com Network).

Kalau kita bicara masalah pilot dan mesin, saat ini kita tidak bisa memastikan. Butuh waktu untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut sehingga terungkap penyebab kecelakaan yang sebenarnya.

Tapi memang, kalau untuk melakukan air show semacam itu, memiliki risiko yang tinggi. Bisa kita lihat sendiri ketika air show, pesawat tempur tersebut melakukan manuver berbahaya dan tak lazim.

Apalagi itu dilakukan oleh pesawat tempur yang memiliki kecepatan tinggi dan melakukan penerbangan rendah. Pilot benar-benar harus mematangkan akurasinya.

Perlu diketahui juga jika pesawat tempur TNI AU, T50i Golden Eagle tersebut relatif baru di dunia militer Indonesia, jadi masih belum terlalu familiar.

Bisa jadi karena tergolong sebagai pesawat baru, berpengaruh terhadap para pilotnya. Tapi saya sendiri juga belum tahu tentang jam terbang dan juga keandalan pilot yang mengudarakan T50i Golden Eagle tersebut.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved