Pasien Masih Terus Mengeluh di RSUD Embung Fatimah Batam
Selain itu, keluarga juga kecewa dengan pemberian formalin kepada ayah mereka Zansen Napitupulu yang tidak bisa bertahan sampai empat hari.
Laporan wartawan Tribun Batam, Alvin Lamaberaf
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Pengeluhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam, Provinsi Kepri masih saja terjadi.
Jumat (11/12/2015) pihak keluarga pasien Zansen Napitupulu (59) yang meninggal dunia Selasa, (2/12/ 2015), di RSUD Embung Fatimah, mengeluhkan pelayanan pihak rumah sakit yang tidak serius menangani pasien, sehingga pasien meninggal dunia.
"Kami sangat menyesalkan pelayanan di RSUD Embung Fatimah. Orangtua kami saat masuk ke urang IGD tanggal 2 Desember 2015, sekitar pukul 17.00WIB tidak ditangani serius. Para perawat juga tidak serius tangani orangtua kami ," kata Madison Napitipulu dan Kristina Napitupulu, keluarga dari Almarhum Zanzen Napitupulu.
Kristina mengatakan, saat ayah mereka masuk ke IGD dan ditangani, dokter mengatakan jantung orangtuanya normal.
Setelah satu jam kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB, pihak dokter yang menangani orangtuanya memberitahu ayah mereka sudah meninggal.
"Setelah dicek gunakan Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG), hasil jantungnya normal.Tetapi saat lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP), mereka tidak memberitahukan kondisi selanjutnya. Tak lama bilang ayah sudah meninggal," ungkap Kristina.
Selain itu, keluarga juga kecewa dengan pemberian formalin kepada ayah mereka Zansen Napitupulu yang tidak bisa bertahan sampai empat hari.
Padahal pihak keluarga telah meminta untuk diformalin sampai empat hari.
Akibatnya jenazah ayah mereka membusuk, bengkak, keluar belatung dan cairan di hidung dan mulut.
"Kami inikan orang Batak, jadi masih banyak keluarga yang mau ditunggu. Sudah minta formalin malah membusuk dan bengkak," kata Kristina.
"Saat itu kami juga menghubungi pihak rumah sakit tetapi tidak ditanggapi, malah mereka menunda untuk datang melihat apa yang terjadi," kata Kristina.
Pihak Humas RSUD Embung Fatimah, Nur Aini dan Cut yang dikonfirmasi mengatakan, pihak RSUD telah melakukan klarifikasi kepada pihak keluarga atas keluhan itu.
Katanya, penanganan pasien IGD RSUD telah sesuai standar operasional prosedur (SOP).
"Kalau di sini untuk penanganan pasien sudah sesuai SOP. Terkait pasien itu saat masuk, kita langsung lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Kita tidak perlu konfirmasi ke keluarga pasien untuk pertolongan," kata Nur Aini.
Kata Nur Aini, terhadap pasien Zansen Napitupulu, pihaknya telah melakukan penanganan lima siklus dan diketahui ada irama jantung sehingga dikatakan normal.
Sementara mengenai pemberian formalin, pihaknya telah melakukannya sesuai SOP.
"Kalau pasiennya sudah dalam kritis pasti selalu berubah. Alat pendeteksi jantung bukan tidak berfungsi. Pemberian formalin juga sudah sesuai SOP. Namanya di IGD tenaga kita memang masih kurang tapi kita berusaha maksimal menangani pasien,"kata Nur Aini.