Aliansi Nasional Anti Syiah Kembangkan Sayap Organisasi
Aliansi Nasional Anti-Syiah (Annas)mulai kembangkan sayap organisasi ke sejumlah daerah dan wilayah.
Laporan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Aliansi Nasional Anti-Syiah (Annas)mulai kembangkan sayap organisasi ke sejumlah daerah dan wilayah.
Hal itu berdasarkan hasil mudzakarah nasional di Masjid Al Fajr, Jalan Cijagra, Kelurahan Cijagara, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/11).
Ketua Annas Pusat, KH Athian Ali M, mengatakan, sebanyak 300 ulama, tokoh masyarakat, pengurus pusat maupun daerah berkumpul dalam mudzakarah nasional.
Setidaknya beberapa kesepakatan lahir dalam kegiatan yang dimulai dari pagi hingga jelang malam itu.
Satu di antaranya pengembangan organisasi serta rencana Annas yang akan menggelar konferensi Internasional dalam waktu dekat ini.
"Berkaitan dengan pengembangan organisasi, telah disepakati pembentukan aliansi di beberapa wilayah Indonesia beserta organisasi otonomnya yang bergerak di berbagai bidang."
"Seperti pendidikan, baitul mal, pengembangan usaha, kebangsaan, hukum, dan kerja internasional," ujar Athian kepada wartawan dalam konferensi persnya.
Menurut Athian, pengembangan organisasi itu untuk menjawab keresahan umat.
Sebab sejauh ini banyak umat yang menghubungi Annas pusat. Mereka meminta Annas berdiri di sejumlah daerahnya.
Harapannya dengan kehadiran Annas bisa menjadi wadah umat agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik sehinggamembuat situasi dan kondisi tidak menjadi kondusif.
"Kami terus sosialisasi dan memberi arahan dengan menjaga agar para umat tidak terpancing dan mengambil tindakan."
"Beberapa potensi sudah terjadi seperti di Garut dan alhamdulillah selesai. Di Balikpapan juga hampir tapi bisa diredam," ujar Athien.
Sejumlah daerah yang sudah terdapat Annas, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTB, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Bali.
Menurutnya, dengan adanya Annas di sejumlah daerah itu bukan berarti mendukung radikalisme atau gerakan intoleran.