Uang Rp 60 Juta yang Disimpan Sukimin di dalam Gabah Ludes Terbakar
Sepeda motor, sepeda ontel, genset, kulkas, TV, hingga uang tunai Rp 60 juta dan hasil kebun seperti kacang tanah dan gabah hangus terbakar.
"Tadi yang jual tanah datang, harusnya pembayaran tanah hari ini (Rabu 28/10), tapi akhirnya tidak bisa karena uangnya terbakar," kata Lianti.
Lianti menceritakan, ayahnya seolah belum bisa menerima rumah dan isinya hangus terbakar. Saat api masih berkobar, Sukimin berusaha menerobos api untuk menyelamatkan harta bendanya termasuk uang tunai yang disimpan di dalam gabah.
"Tetangga tahan, katanya nyawa lebih berharga ketimbang uang. Padahal bapak ngotot mau selamatkan harta bendanya," katanya.
Menurut Lianti, ayahnya memang menumpuk hasil kebun di dalam rumahnya seperti kacang tanah dan gabah. Hal itu dilakukan Sukimin untuk mengantisipasi masa paceklik seperti musim kemarau saat ini.
Di ruang tengah, Sukimin menyimpan berkarung-karung kacang tanah, sedangkan di ruang belakang tempat penyimpanan gabah.
Di satu tempat berbentuk kotak terbuat dari fiber Sukimin menyimpan uang Rp 70 juta hasil penjualan tanah itu di antara tumpukan gabah.
"Simpan uangnya di kotak seperti bak air yang biasa dipasang di atas menara. Bapak memang simpan gabah di situ," katanya.
Lianti berharap ada pihak yang mau membantu perbaikan rumah ayahnya yang hangus terbakar.
"Mudah-mudahan pemerintah mau bantu, ini rumah seisinya hangus terbakar. Tidak ada harta benda yang bisa diselamatkan," katanya sedih.