Minggu, 5 Oktober 2025

Seri Kopi Gayo

Pengusaha Korea Kepincut Kopi 'Wine' Ciptaan Sabirin

"Bahan bakunya sama, kopi jenis arabika. Hanya perlakuannya yang berbeda, sehingga menimbulkan sensasi wine," cerita Sabirin.

Editor: Robertus Rimawan
SERAMBI INDONESIA/ FIKAR W EDA
Sabirin tunjukkan biji kopi dan kopi (insert kiri) dengan citarasa wine. 

Kopi olahan Sabirin dipetik dari perkebunan kopi di ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut (dpl).

Memiliki getah biji yang lebih banyak dibanding biji kopi yang ditanam di bawah 1500 m dpl.

Keunggulan lainnya kandungan airnya juga lebih banyak dan kulit biji yang lebih tebal.

Sensasi rasa diperoleh dari getah biji tadi yang sudah melewati proses fermentasi.

Biasanya Sabirin membeli bahan bakunya lebih mahal dari kopi umumnya. Itu karena kopi yang tumbuh di ketinggian 1500 m dpl, memiliki masa panen lebih lama dan produksi terbatas.

Untuk mendapatkan kopi dengan citarasa 'wine' diperlukan waktu cukup lama sekitar 25 hari.

Mula-mula biji gelondong yang sudah matang dijemur berikut kulit merahnya di terik matahari selama 4-5 jam, lalu dibungkus dan 'diperam' atau disimpan selama 4-5 hari.

Langkah serupa dilakukan dua kali. Setelah itu dilakukan penjemuran kembali sampai benar-benar kering. Proses berikutnya mengupas kulit kopi dengan alat penggiling kopi, untuk mendapatkan gabah kopi.

Gabah lalu dijemur kembali dan setelah kering benar baru digiling kembali untuk mendapatkan biji kopi hijau atau 'green bean.'

Berikutnya kopi siap diroasting atau "digongseng" dan siap dijadikan bubuk untuk selanjutnya diseduh dan siap diminum.

Menekuni kopi fermentasi dilakukan Sabirin setelah ia bebas dari tugasnya sebagai Reje Kampung (Kepala Desa) Simpang IV Kecamatan Bebesen 2011-2013. Sebelumnya ia juga tercatat anggota Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Aceh Tengah (DPRK) 2004-2009 dari Partai Golkar.

"Ada tantangan baru saat terjun sepenuhnya sebagai usahawan kopi," komentar Sabirin dengan mimik serius. Ia adalah anak petani kopi. Lahir 1969 dan dikarunia empat orang anak.

Sabirin menamai kopi olahannya sebagai "arabica wine coffee" yang diproses secara alami. Awalnya ia menggunakan istilah "coffee wine" tapi urung, karena istilah serupa ada di luar negeri. Ia tak ingin memberi kesan meniru nama tertentu.

Ia menjual produknya per Kg Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu dalam bentuk biji hijau atau "green bean." Dalam bentuk bubuk dijual Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta.

Tak mengandung alkohol

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved