Sabtu, 4 Oktober 2025

Nasib Petani Belum Mendapat Perhatian

Kemiskinan petani di Indonesia masih sangat tinggi Hingga kini pemerintah dinilai masih bersikap abai untuk dapat mengubah nasib petani di negeri ini

Editor: Toni Bramantoro
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN -- Kemiskinan petani di Indonesia masih sangat tinggi. Hingga kini pemerintah dinilai masih bersikap abai untuk dapat mengubah nasib petani di negeri ini.

Hal tersebut disampaikan oleh dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanu Triwidodo, dalam menyambut Hari Tani Nasional.

''Peringatan Hari Tani ini merupakan momentum penting untuk mengingatkan pemerintah dan para pihak lainnya, di tengah minimnya perhatian dan dukungan kepada nasib dan kesejahteraan petani yang masih miskin kehidupannya,'' kata Hermanu di Jakarta, Selasa (29/9).

Hermanu menjelaskan dari tahun ke tahun kehidupan petani tak banyak berubah, tetap berkubang dalam kemiskinan. Data statistik BPS menunjukkan angka kemiskinan di pedesaan jauh lebih tinggi, yakni sebesar 14,7 persen dibandingkan di perkotaan (8,34 persen).

''Sungguh miris, penduduk miskin di pedesaan itu mayoritasnya adalah kaum petani,'' kata pria yang juga menjadi Koordinator Gerakan Petani Nusantara (GPN) ini.

Tak hanya dalam hal jumlah, Hermanu menjelaskan, dari tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan di pedesaan juga masih lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Kedalaman kemiskinan di pedesaan sebesar 2,26 persen.

Sementara di perkotaan hanya 1,25 persen. Lalu keparahan kemiskinan di pedesaan sebesar 0,57 persen, sedangkan di perkotaan 0,31 persen.

''Sampai saat ini sedikit sekali lembaga resmi negara maupun swasta yang secara sungguh-sungguh memikirkan nasib petani. Program dan kebijakan yang diambil pemerintah tak pernah berangkat dari kebutuhan petani seolah hanya dijadikan alat produksi,'' tuturnya.

Lantas sebagai wujud keprihatinan tersebut, Hermanu menggagas kegiatan Hari Tani Nasional itu di Kecamatan Sawahan, Madiun, pada Kamis (1/10) mendatang. Kegiatan tersebut diagendakan akan melibatkan perwakilan petani dari 51 kabupaten se-Jawa dan Lampung.

''Targetnya ada sekitar 500 petani dan masyarakat yang akan hadir dalam acara tersebut,'' kata dosen Proteksi Tanaman IPB ini.

Sementara itu Said Abdullah, koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), menjelaskan untuk kegiatan ini pihaknya menyiapkan sejumlah agenda.

Diantaranya mengadakan festival layang-layang petani nusantara. Festival ini dihadirkan sebagai simbolisasi petani yang menjadi bagian terpenting dari negeri ini justru masih termajinalkan nasibnya.

''Kegiatan lainnya diadakan juga launching gerakan teknik tanam sebar (padi) sebagai manifestasi karya dan inovasi petani. Juga ada digelar dialog kebijakan pertanian dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres),'' tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved