Trauma, Murid Korban Pemukulan Kepsek: 'Saya Salah Apa?'
Rahmad mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kesalahannya dan teman-temannya hingga mendapat pukulan dari sang kepala sekolah.
TRIBUNNEWS.COM, KOLAKA - Rahmad Fadillah, salah satu murid SMP Negeri 1 Wundulako, Kolaka Sulawesi Tenggara melaporkan kepala sekolahnya ke polisi atas pemukulan yang dilakukannya kepada puluhan muridnya beberapa hari lalu.
Rahmad mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kesalahannya dan teman-temannya hingga mendapat pukulan dari sang kepala sekolah.
“Ini yang sudah kesekian kalinya saya dipukul. Pertama bagian kepala tapi itu sudah agak lama. Nah yang baru-baru ini kita dipukul lagi bagian tangan. Ini masih luka,” katanya, Kamis (13/8/2015).
Dia menambahkan, sebelum mereka dipukul, mereka tengan melakukan kerja bakti di lapangan sekolah.
Tak lama kemudian, kepala sekolah datang menghampiri mereka.
"Kami disuruh baris kemudian dipukul. Yang pastinya ada perasaan trauma Pak setelah kami dipukuli, tapi tetap saya datang ke sekolah," tambahnya.
Di tempat yang sama, orangtua siswa bernama Fasrul Salam mengatakan tidak mengetahui bahwa anaknya mendapat perlakuan kasar dari kepala sekolah.
“Anak saya ini takut juga bilang langsung sama saya kalau dia bersama puluhan temannya dipukul sama kepala sekolah. Nanti saya tahu ini kabar dari kerabat dekat yang menceritakan. Jadi mungkin anak saya ini takut bercerita, makanya kami lapor sama polisi,” jelasnya.
Sementara itu, orangtua Fasrul mengetahui bahwa dirinya tidak sendiri dalam melapor ke polisi.
Dia juga didampingi sejumlah orangtua murid lainnya.
"Kami sudah lapor dan visum, tapi hasilnya belum keluar. Langkah selanjutnya, saya masih menunggu dari pihak keluarga korban yang lain, karena bukan cuma anak saya yang dipukuli. Yang pastinya kami ini, orangtua, tidak mau anaknya dididik secara begitu, apalagi dipukul sampai membekas," ujarnya.
Para orangtua murid berharap agar kepala sekolah ini mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Kapolsek Wundulako, Iptu Amin Dahlan, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari orang tua murid. Laporan sementara dalam proses penyelidikan.
"Ia memang ada, tapi saya lihat ada upaya damai dari orangtua siswa, karena yang dipukul bukan sendirian melainkan banyak orang, sekitar 70 orang pada saat kerja bakti. Itu dilakukan untuk pembinaan. Jadi kayaknya ada upaya damai, sebentar malam saya coba panggil kembali orang tua dan kepala sekolahnya," tuturnya.
KOMPAS.com