Pilkada Surabaya
Abror Gandeng Warsito untuk Tantang Risma-Whisnu
Di tengah perpanjangan pendaftaran gelombang kedua, kini muncul pasangan alternatif untuk calon wali kota-wakil wali kota Surabaya.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Di tengah perpanjangan pendaftaran gelombang kedua, kini muncul pasangan alternatif untuk calon wali kota-wakil wali kota Surabaya.
Pasangan ini diprediksi memecahkan mandeknya calon penantang Risma-Whisnu yang lebih dulu mendaftar.
Informasi yang diterima, saat ini dilakukan penjajakan dan komunikasi intensif di antara pengusung calon alternatif tersebut. Pasangan ini adalah Dhimam Abror-Warsito.
Abror adalah mantan jurnalis dan ketua KONI Jatim. Warsito adalah Sekertaris DPC Hanura Jatim.
Calon pasangan tersebut bahkan kini sudah muncul dengan akronim, Awas (Abror-Warsito).
Pasangan ini akan diusung koalisi baru, PAN, Hanura, Nasdem, dan PPP. Tiga partai terakhir menjadi satu fraksi di DPRD Kota Surabaya dengan nama Fraksi Handap.
Pasangan alternatif Awas disebut-sebut menjadi pasangan alternatif setelah koalisi PAN-Demokrat nyaris benar-benar sebagai penantang Trisakti (akronim Tri Rismaharini-Whisnu Sakti).
Namun pasangan Abror, Haries Purwoko usungan PAN-Demokrat kabur. Haries pun tidak akan mendaftar kembali.
Saat dikonfirmasikan ke Abror mengenai rencana dan wacana munculnya pasangan Awas, Abror masih belum bereaksi panjang.
"Saya belum tahu atas rencana memunculkan pasangan itu. Meski ada nama saya di situ. Soal calon itu urusan partai. Saya itu manut apa kata partai pemberi rekom ke saya," kata Abror, Jumat (6/8).
PAN disebut-sebut sebagai motor dari munculnya alternatif pasangan baru ini. PAN pemilik kursi terbanyak dibanding yang lain dengan 4 kursi. Partai Hanura 3, Partai NasDem 2, dan PPP 1. Jadi pas 10 kursi untuk bisa mengusung calon.
Ketua DPD PAN Kota Surabaya Surat, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa partainya akan terus menunggu dinamika terkini sebelum mengambil sikap.
Prinsipnya, PAN tetap harus memunculka calon. Namun urusan calon ini adalah urusan pusat.
"DPP lah yang berhak memastika soal pasangan ini. Bisa saja muncul pasangan Awas. Tapi apa mungkin wong PPP masih sengketa. Kalai PPP tak jadi kan kurang," reaksi Surat.
Namun diakui, pascagagal mendaftar bersama Demokrat, DPD PAN Surabaya kembali berkomunikasi dengan partai lain. "Kami sedang menjajaki dan intensif komunikasi dengan parpol laimn yang cocok dengan PAN. Bisa Demokrat kembali ataui Koalisi Majapahit," kata Surat.