Kamis, 2 Oktober 2025

Ribuan Anak TKI Sekolah di Nunukan

Sekretaris Disdik Nunukan, Ahmad memprediksi, ada ribuan anak-anak TKI di Negara Bagian Sabah, Malaysia yang bersekolah di Kabupaten Nunukan.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Kaltim/Niko Ruru
Asrama yang dibangun di SMK Negeri 1 Nunukan untuk menampung anak-anak TKI yang bersekolah di daerah ini. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Ahmad memprediksi, ada ribuan anak-anak tenaga kerja Indonesia di Negara Bagian Sabah, Malaysia yang bersekolah di Kabupaten Nunukan pada tahun ajaran baru ini. Hanya saja, dia belum bisa memastikan, dimana persebaran mereka.

"Ribuan itu. Mereka di SMP dan SMA. Tentang di mana-mana tempatnya, itu yang kita mau data. Nanti kalau sudah masuk sekolah, baru kita meminta di sekolah. Kalau sekarang bingung juga kita mau memastikan," ujarnya, Kamis (23/7/2015).

Dia mengatakan, tahun lalu saja, di salah satu sekolah di Pulau Sebatik, anak TKI yang masuk pada tahun ajaran baru jumlahnya mencapai ratusan.

"Tahun ini juga banyak pasti. Apalagi di SMA dan SMK. Itu lebih dari 1.000," ujarnya.

Karena banyaknya anak-anak TKI yang bersekolah di Kabupaten Nunukan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprioritaskan pembangunan asrama dan membangun ruang kelas baru (RKB) di sejumlah sekolah.

Ahmad mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengantisipasi persoalan tersebut. Ada ribuan anak-anak TKI di Malaysia yang perlu mendapatkan pendidikan formal secara layak di Indonesia.

Karena itu pula, Dirjen Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Ir Ahmad Jazidie M Eng pada April lalu berkunjung ke Kabupaten Nunukan untuk memastikan pembangunan fasilitas pendidikan guna menampung anak-anak TKI tersebut.

"Jadi sudah ada hasilnya kunjungan Pak Dirjen dan rombongan itu meninjau. Dia mau membangun SMA di Aji Kunjing, akhirnya begitu dilihat medannya seperti itu beliau kurang setuju didirikan unit sekolah baru. Tetapi dibangun RKB dan WC," ujarnya.

Selain itu, kata dia, SMK Negeri 1 Nunukan dan SMK 1 Sebatik Barat masing-masing mendapatkan asrama berkapasitas 150 orang.

"Itu untuk menampung anak TKI. Memang diharapkan anak TKI diprioritaskan sistem boarding school itu. Termasuk SMK di Siemanggaris, Sebuku dapat semuanya. Jadi siapapaun, berapapun silakan saja, kita tampung saja," ujarnya.

Ahmad mengakui, kesempatan anak-anak TKI untuk mendapatkan pendidikan di Malaysia sangat terbatas. Mereka di sana hanya mendapatkan pendidikan non formal melalui pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di kebun-kebun kelapa sawit.

"Kita juga kelola melalui Kejar Paket di sana melalui pendidikan non formal," ujarnya.

Meskipun mendapatkan pelayanan dari PKBM, namun Ahmad mengakui, ada kelemahan yang dihadapi anak-anak TKI di sana. Dia menjelaskan, guru-guru yang memberikan pendidikan terlambat menerima perkembangan di Indonesia.

“Ini keterbatasan sumber daya manusia. Seperti bagaimana mengikuti kurikulum yang terus berkembang. Itulah yang terjadi," ujarnya.

Untungnya, anak-anak TKI di sana masih bisa melanjutkan pendidikan formal di Kabupaten Nunukan, setelah lulus Ujian Paket.

"Untuk anak usia sekolah diprioritaskan bisa sekolah di sini. Kalau yang sudah lewat usia sekolah, itu yang ditampung di non formal," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved