Cegah Abrasi Makan Parah, Kapal Diharap Turunkan Kecepatan Saat Mendekat Pulau Panjang
Abrasi di Pulau Panjang Jepara beberapa tahun terakhir semakin parah.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA- Abrasi di Pulau Panjang Jepara beberapa tahun terakhir semakin parah.
Selain faktor alam, pengaruh dari lingkungan sekitar juga mengambil peran abrasi di pulau yang terkenal dengan pasir putihnya itu.
"Memang makin hari, tanah terkikis. Itu tidak bisa dihindarkan karena faktor alam. Namun beberapa faktor lainnya juga berpengaruh," kata Kepala Bidang Perhubungan Laut, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Jepara, Sutana kepada Tribun Jateng, Jumat (19/6/2015).
Angka pasti berapa sentimeter tanah yang terkikis akibat abrasi, Sutana mengatakan hal itu sudah diukur namun dia tidak bisa berkomentar. Angka pasti, kata dia, merupakan wewenang dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jepara.
Untuk faktor selain kondisi alam, Sutana menduga kapal motor (KM) yang melintas di dekat Pulau Panjang juga berpengaruh.
"Memang KM menyumbang abrasi namun hanya sebagian kecil. Gelombang yang dihasilkan KM lah diduga mengakibatkan terkikisnya tanah," lanjutnya.
Untuk meminimalisir hal itu, pihaknya meminta agar kapal yang melintas di kawasan Pulau Panjang menurunkan kecepatan.
Gelombang laut yang dihasilkan biasanya dari pelayaran kapal bertonase besar dari kapal penumpang maupun barang perjalanan Jepara-Karimunjawa.
Pihaknya juga sudah menginsturksikan kepada operator kapal agar menurunkan kecepatan saat melintasi perairan sekitar Pulau Panjang.
Hanya saja, untuk KMC Kartini maupun Express Bahari, penurunan kecepatan maksimal hanya sampai pada 10 knot.
”Tapi dengan kecepatan hanya 10 knot, sudah banyak mengurangi hempasan gelombang yang dapat mengurangi abrasi di Pulau Panjang,” tandasnya.