Ada Cerita Semangkok Mie di Balik Tewasnya Polisi Aceh yang Ditembak Bandar Narkoba
KEMATIAN Sayed Muhammad Reza (21), polisi dari Polres Pidie, meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.
Wajah Sayed Mukhtar masih terlihat sembab. Pria berpeci haji ini tak kuasa menyembunyikan kesedihannya. Air matanya berlinang ketika bersalaman dengan Serambi dan tiga wartawan lainnya.
“Maafkan jika ada kesalahan anak saya. Mohon didoakan agar dia tenang diterima di sisi Allah. Kami yang ditinggalkan tetap sabar,” ucap ayah dari tiga anak ini.
Sayed Muhammad Reza (21) yang akrab dipanggil Ayed adalah anak tertua dari tiga bersaudara pasangan Sayed Mukhtar dan Cut Aja Nurjani.
Ayahnya petani, ibunya guru di SMP Negeri Ujung Rimba, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie.
Dua adik Ayed adalah Syarifah Salfa Wirza kelas II di SMA Lab School Banda Aceh. Sedangkan adik bungsunya, Syarifah Liza Putri, duduk di kelas I MAN Sigli.
Selama ini Ayed tinggal di rumah orang tuanya. Ia baru delapan bulan bertugas di Polres Pidie. Sebelumnya, tugas di Mapolda Aceh.
Menurut Sayed Mukhtar, ayah korban, pada pagi itu sekira pukul 07.00 WIB Ayed yang masih lajang berangkat naik sepeda motor menuju Polres Pidie untuk apel. Dia sempat pamit pada Waled (panggilan untuk ayah), juga pada uminya.
Ayed juga menyapa neneknya yang dipanggil Nyanyak di rumah itu. “Ayed sempat bergurau dengan neneknya dengan sapaan manja,” kisah ayahnya.
Lalu, empat jam kemudian, sekira pukul 11.00 WIB hari itu Ayed pulang ke rumah membawa dua bungkus mi goreng untuk di rumah. Beberapa bungkus mi goreng lainnya, ia makan bersama teman-temannya di warung depan rumah.
Beberapa menit kemudian, Ayed mendapat telepon dari temannya. Lalu, ia berganti pakaian dinas polisi dengan baju biasa. Tak lama kemudian ia bergegas berangkat menuju Polres Pidie.
Sampainya akhirnya, pukul 14.45 WIB Rabu (25/3) ayahnya menerima telepon dari teman anaknya itu mengabarkan bahwa Ayed sudah dibawa ke Rumah Sakit Sigli.
“Kami tidak menduga dia sudah meninggal, kami kira dia kecelakaan,” tutur Sayed Mukhtar.
Setelah tiba di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Tgk Chik Di Tiro Sigli barulah Sayed Mukhtar dan istrinya tahu jika anak lelaki satu-satunya itu sudah meninggal akibat ditembak.
Ibu korban tak kuasa menahan sedih sampai pingsan berkali-kali. Kemudian, seusai shalat Magrib jasad Ayed dimakamkan di kuburan dekat rumahnya.
Prosesi pemakaman baru selesai pukul 21.00 WIB, Rabu (25/3), dipimpin Kapolres Pidie, AKBP Muhajir MH dengan upacara ala polisi.