Sabtu, 4 Oktober 2025

Rupiah Anjlok, Pengrajin Kecilkan Ukuran Tahu dan Tempe

Saat ini, harga kedelai naik Rp 1.000. Dari sebelumnya Rp 7.000 kini menjadi Rp 8.000 per kilogram.

Editor: Hasanudin Aco
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Mashudi (55), pengrajin tempe asal Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, tengah mengemas kedelai untuk dijadikan tempe, Jumat (23/8/2013). Meski harga kedelai terus naik mencapai Rp 8.900, penjualan bahan baku untuk membuat tahu tempe itu tetap stabil. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Muhammad Said, terlihat mencuci kedelai di belakang rumahnya, Kelurahan Kampung Tinggi, Singaraja, Bali, Minggu (15/3/2015).

Pengerajin tempe dan tahu ini, secara telaten memisahkan kulit-kulit kedelai yang masih tersisa usai digiling.

Pria yang sudah 15 tahun menjadi pengerajin tempe membiarkan kedelai-kedelai itu kering usai dicuci.

Ia meratakannya dan menaburi dengan ragi, ditutup beberapa hari hingga menjadi tempe.

Namun, kali ini Said harus menambahkan ragi lebih banyak dan mengurangi takaran kedelai di dalam pembuatan tempe.

Tidak hanya itu, ia juga harus memperkecil ukuran tahu dan tempenya. Upaya ini terpaksa dilakukan karena naiknya harga kedelai.

Saat ini, harga kedelai naik Rp 1.000. Dari sebelumnya Rp 7.000 kini menjadi Rp 8.000 per kilogram.

Kenaikan kedelai ini, karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Mengingat sebagian kedelai yang dijual di pasaran merupakan kedelai impor.(*)

Penulis: Lugas Wicaksono

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved