Kisah Cinta Segitiga di Lamongan di Kira Pembegalan Motor
- Terlibat cinta segitiga, dua pemuda dan seorang cewek harus berurusan dengan polisi, Kamis (12/3/2015).
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Terlibat cinta segitiga, dua pemuda dan seorang cewek harus berurusan dengan polisi, Kamis (12/3/2015).
Satu diantara laki-laki itu bernama, M. Muhajirin (22) yang saling memperebutkan cinta Pipit Kristin (22) asal Sumberaji, Sukodadi, sempat diamankan polisi lantaran dicurigai sebagai pelaku pencurian sepeda motor di jalan saat kabur dikejar, Muhammad Rizky (24), pemuda jangkung yang juga menjadi pacar Pipit Kristin.
Kamis (12/3/2015) siang, Pipit Kristin sedang dijemput dan dibonceng keluar Muhajirin untuk menyelesaikan persoalan asmara yang mereka lakoni.
Tahu Pipit dibonceng keluar, Rizky langsung membuntutinya dan mengejar keduanya hingga Jl Jaksa Agung Suprapto.
Merasa tak kuasa menghentikan langkah Muhajirin bersama Pipit, Rizky berulah dengan melapor ke Pos Polisi Terminal Lamongan.
Laporan kilat itu terucap kalau ada laki-laki sedang membawa kabur sepeda motor membonceng perempuan.
Spontan seorang anggota BM di Pos 90 mengejar keduanya dan berhasil dihentikan di depan Kantor Dinsosnakertrans Jl Jaksa Agung Suprapto.
Muhajirin dan Pipit Kristin langsung diamankan dan diserahkan ke Polsek Kota. Sang pelapor, Rizky juga turut dibawa ke Polsek.
Saat ketiganya diinterograsi penyidik, barulah terungkap, sebenarnya mereka sedang terlibat cinta segitiga.
Muhajirin adalah pacar pertama Pipit yang sudah berjalan selama lima tahun, sedang Rizky adalah pacar Pipit yang kedua dan baru berjalan empat bulan.
Muhajirin mengajak keluar Pipit sebenarnya bermaksud ingin menyelesaikan masalah asmaranya karena Muhajirin tahu Pipit telah mendua dengan Rizky yang bekerja bersebelahan dengan tempat kerja Pipit di Jl Wahidin Sudiro Husodo Lamongan.
Pipit kepada Kapolsek Kompol Slamet S dihadapan Muhajirin dan Rizky menjelaskan, dirinya memilih Rizky dari pada Muhajirin. "Ya Pak, saya pilih Rizky," tuturnya.
Mendengar pengakuan Pipit, Muhajirin tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerah dengan keputusan Pipit di Kantor Polsek.