Penculikan
Saat Disandera Yani Semalaman Berjalan Tanpa Alas Kaki di Hutan
Muhammad Yani (32), staf PT Salina Bersama di Desa Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, dilepas
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON – Muhammad Yani (32), staf PT Salina Bersama di Desa Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, dilepas oleh para penculik di tempat sepi.
Yani yang ditemui Serambi di rumah orang tuanya menyebutkan, begitu diculik, ia langsung dibawa sekelompok pria tersebut ke arah Desa Seuneubok Aceh. Namun, ia mengaku tak bisa menghitung berapa pucuk senjata yang dibawa para pelaku saat ia digiring ke tempat persembunyian. “Soalnya, posisi saya berada paling depan, sehingga tak berani menoleh ke belakang,” ucapnya.
Sesampai di kawasan masjid (Seuneubok Aceh), kata Yani, seorang pria menutup matanya dengan kain. “Saat itulah saya tak tahu lagi dibawa ke mana. Di dalam perjalanan, saya pun tak mendengar mereka berbicara. Kalaupun ada, mungkin mereka berbisik,” ujar Yani.
Menurut Yani, ia berjalan semalaman di dalam hutan, sehingga telapak kakinya terluka kena duri. Saat diambil paksa oleh penculiknya, Yani memang tak sempat memakai sandal, apalagi sepatu. “Kalau sudah lelah berjalan, mereka istirahat, lalu jalan lagi, termasuk menyeberang alur sungai,” ujarnya.
Selama 24 jam diculik, Yani mengaku hanya satu kali diberi makan, yakni saat menjelang magrib pada Selasa (20/1). Kala itu ia berada di dalam hutan dengan kondisi tangan tetap diborgol dan mata ditutup. “Nasi yang diberikan kepada saya waktu itu dalam bentuk nasi bungkus,” ujar ayah satu anak ini.
Selama berada dalam penguasaan kelompok tersebut, kata Yani, ia tidak diancam, apalagi dikasari. Mereka juga tidak menanyakan apa pun tentang dirinya dan soal proyek tersebut. “Tapi tangan saya baru dilepas borgolnya ketika akan diantar dengan sepeda motor, tapi mata saya masih tetap ditutup dengan kain,” ungkapnya.
Dua jam lebih rasanya Yani berada di atas sepeda motor saat diantar oleh seorang pelaku untuk dibebaskan. Lalu ia diturunkan di jalan lintas nasional, tepatnya di kawasan Desa Ceubrek, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.
“Begitu saya turun dari atas sepeda motor, pria itu menghadapkan muka saya ke arah Keude Lhoksukon, barulah ia membuka kain yang menutup mata saya. Kalau borgol memang sudah dibuka sejak hendak naik sepeda motor,” ujar Yani. (Jafaruddin)