Minggu, 5 Oktober 2025

Pengusaha Karoseri di Jatim Harus Siap Alih Teknologi

tidak ada alasan bagi pengusaha lokal Jatim untuk diam saja dan tidak meningkatkan kapasitas kemampuan, inovasi, dan teknologi yang dimiliki.

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Pengusaha Karoseri di Jatim Harus Siap Alih Teknologi
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Seseorang sedang melihat kerangka Busway yang dibuat oleh Asosiasi Karoseri Indonesia pada pameran Made In Indonesia di Gedung JCC, Jakarta. (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pengusaha pemilik perusahaan karoseri atau kontruksi kendaraan bermotor se-Jatim dikumpulkan oleh Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Jatim, Selasa (4/11/2014).

Mereka diberi pembinaan agar dapat bersaing menghadapi pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015.

Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub dan LLAJ Jatim, Suban Wahyudiono, mengatakan, dengan diberlakukannya MEA, persaingan antara perusahaan yang ada di ASEAN akan berlangsung terbuka dan ketat.

Sehingga tidak ada alasan bagi pengusaha lokal Jatim untuk diam saja dan tidak meningkatkan kapasitas kemampuan, inovasi, dan teknologi yang dimiliki.

"Pengusaha bengkel karoseri harus mampu berinovasi tinggi dan memiliki attitude yang profesional agar mampu bersaing dan mewarnai dalam pasar bebas ASEAN,” ujarnya.

Untuk itu, Dishub dan LLAJ Jatim, kata Suban, berusaha secepatnya melakukan upaya dan persiapan dengan memberikan pembinaan kepada pengusaha karoseri dengan mendatangkan pemateri dari unsur Askarindo dan Kementerian Perhubungan.

“Meski antara karoseri satu dengan lainnya bersaing ketat, pembinaan yang kita lakukan tetap mengedepankan pada keselamatan semua pihak," jelasnya.

Menurut Suban, negara ASEAN yang akan menjadi pesaing karoseri dan kontruksi lokal asal Jatim, adalah Malaysia, Vietnam, atau Thailand. Nah, dengan posisi Jatim sebagai pintu gerbang perdangangan di kawasan Indonesia Timur, persaingan ketat dipastikan tak bisa terhindarkan.

"Apalagi pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah pada sektor transportasi, yang mencapai 22,3 persen. Tingginya pertumbuhan ini didukung sektor lain, yaitu perdagangan dan pariwisata," katanya.

Terlebih dengan makin overload-nya pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sehingga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jatim diperlukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur, khususnya untuk sektor transportasi darat.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved