Fenomena Lumpur Panas di Subulussalam Bisa Matangkan Telur
Sebuah fenomena langka terjadi di Kota Subulussalam. Air panas bercampur lumpur tiba-tiba menyembur dari sebuah titik permukaan tanah.
Sampai berita ini diturunkan tadi malam, lumpur panas itu belum diketahui jenisnya. Apakah ia sekadar fenomena swam gas (gas rawa) atau justru mengindikasikan adanya cadangan mineral yang potensial di bawahnya. Warga justru khawatir kalau itu ternyata senasib dengan fenomena lumpur Lapindo di Jawa.
Warga berharap kepada Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kota Subulussalam segera melakukan penelitian untuk memastikan jenis lumpur tersebut.
Sementara itu, pihak PT PLN Area Subulussalam yang dikonfirmasi Serambi melalui Asisten Manajer Teknik, Suparjan, langsung menurunkan petugasnya ke lapangan. Di lokasi lumpur, petugas PLN melakukan pengecekan menggunakan alat deteksi apakah ada arus listrik yang bocor di situ.
Menurut Suparjan jika benar lumpur tersebut panas karena faktor arus listrik seharusnya menimbulkan setrum atau menyebabkan korsleting. Tapi ternyata bukan itu sebabnya. Untuk kepastiannya, kata Suparjan, pihaknya akan mengecek lagi ke lokasi itu pada hari Jumat ini. Sementara petugas PLN yang turun ke lokasi mengaku menemukan ada kabel hitam yang bocor sehingga menimbulkan arus.
Diperkirakan, arus yang ke luar pada tiang itu sekitar 6 volt. Namun tidak dapat dipastikan apakah lumpur tersebut karena arus. Pasalnya, saat jari manusia dimasukkan ke dalam lumpur, tidak seorang pun yang tersetrum.
Wakil Wali Kota Subulussalam, Drs Salmaza bersama Asisten Sazali turun ke lokasi meninjau lumpur panas tersebut. Salmaza mengaku telah menginstruksikan Dinas Pertambangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Distamben SDM) agar mengecek.
Salmaza mengakui sejatinya lokasi tersebut perlun diamankan demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sebab, jika saja lumpur itu mengandung gas berbahaya maka dapat berakibat fatal bagi masyarakat yang menontonnya.
"Saya sudah perintahkan Kadistamben mengecek lokasi semburan lumpur tersebut. Mereka sudah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk mengecek apakah itu terjadi karena faktor arus listrik atau fenomena alam semata," kata Salmaza. (lid)