Sabtu, 4 Oktober 2025

Atap Seng Rumah Warga Rusak Terkena Gas Belerang Sumur Panas Bumi

Seluruh unit rumah atap seng milik masyarakat Kecamatan Golewa terkena dampak negatif gas belerang

Editor: Budi Prasetyo
NET
Atap rumah yang terbuat dari seng 

TRIBUNNEWS.COM.BAJAWA --- Seluruh unit rumah  atap seng milik masyarakat   Kecamatan Golewa dan Golewa Selatan  yang terletak dalam radius 0-2 Km  berjumlah 1.579 unit  di 11 desa dan kelurahan,  teridentifikasi  rusak terkena dampak negatif  gas belerang dan nitrogen dari sumur panas bumi di Daratei, Mataloko, Kabupaten Ngada.

Meski kerusakan menyebar di semua wilayah itu, tuntutan ganti rugi seng kepada pemerintah daerah Ngada  hanya direalisasikan kepada warga Desa Ulubelu.

"Setiap pemilik rumah di Ulubelu terima 30 lembar seng, padahal luas rumah mereka tidak sama. Mereka  harus menanggung  sendiri lagi.  Padahal kerusakan itu ulahnya  dari PLN dengan pemerintah sejak pemboran sumur tahun 2017,"  kata Maria Kristina  Bupu, Ketua Forum Masyarakat Peduli Dampak Buruk Gas H2S Mataloko kepada Pos Kupang di Bajawa, Kamis  (31/7/2014).

"Seng  tersebut  dibagikan oleh Dinas Sosial Ngada menjelang pemilu legislatif  April 2014.  Persepsinya masyarakat juga macam-macam," kata Mertin, sapaan Maria Kristina Bupu.

Tuntutan pelayanan kesehatan gratis  juga hanya  menjangkau warga  di  Desa Ulubelu dan Desa  Ratogesa. Ketika  pelayanan dilakukan, ternyata obat-obatan yang disediakan oleh tim medis tak sebanding jumlahnya dengan warga yang membutuhkannya. Kebanyakan mereka menderita infeksi saluran pernapasan akut (ispa).

Menurut Mertin, semburan  lumpur panas   bukan hanya menimbulkan penyakit Ispa,  tapi  juga penyakit kulit, pernapasan,  bahkan  merusakan tanaman holtikultura untuk konsumsi sehari-hari.

"Masyarakat konsumsi sayur-sayur dan buah-buah yang sudah terkontaminasi belerang dan nitrogen. Keadaan  ini dianggap lumrah saja oleh pemerintah.  Meski dalam jangka panjang, masyarakat yang akan menanggung sakit," tegas Mertin.

Selain itu, kata Mertin, lahan sawah seluas 10 ha milik warga pun rusak. Warga menuntut raskin tapi belum direalisasikan.

"Lahan sawah yang tak bisa diolah seluas 10 ha milik belasan orang dari Kampung Mana. Mereka tuntut  supaya diberikan beras raskin, juga  belum  direalisasikan," ujar Mertin.

Kondisi demikian, kata Mertin, menambah beban hidup warga.

"Beban hidup masyarakat  juga semakin berat. Produktivitas buah kopi untuk minum semakin sulit, apalagi untuk jual. Buah kemiri   sudah jatuh ketika  masih mudah," tambah Mertin.

Lanjut Mertin, semua kerusakan muncul pasca pemboran. Sebelumnya  tidak terjadi kerusakan seperti ini.

Mertin mengutip penjelasan Prof. Harman, pakar kajian  dampak lingkungan, ketika jangkauan hempasan  gas beracun  mencapai  jarak 200 meter sama  dengan 4 Km. Sementara  radius hempasan gas  H2S  sampai  pada jarak 2 km.

"Artinya dampak buruk  sudah menjangkau sampai radius 20 Km," tegas Mertin.

Desa Terkena Dampak H2S
1.  Desa Ulubelu
2.  Desa Ratogesa
3.  Desa Waeya
4.  Kelurahan Mataloko
5.  Desa Dada Wea
6.  Desa Radabata
7.  Desa Were
8.  Desa Malanuza
9.  Desa Ekoroka
10.Kelurahan Todabelu
11. Desa Radamasa
Sumber:  Forum Masyarakat Peduli Dampak Buruk  Gas H2S Mataloko

Sumber: Pos Kupang
Tags
Bajawa
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved