Atap Seng Rumah Warga Rusak Terkena Gas Belerang Sumur Panas Bumi
Seluruh unit rumah atap seng milik masyarakat Kecamatan Golewa terkena dampak negatif gas belerang
TRIBUNNEWS.COM.BAJAWA --- Seluruh unit rumah atap seng milik masyarakat Kecamatan Golewa dan Golewa Selatan yang terletak dalam radius 0-2 Km berjumlah 1.579 unit di 11 desa dan kelurahan, teridentifikasi rusak terkena dampak negatif gas belerang dan nitrogen dari sumur panas bumi di Daratei, Mataloko, Kabupaten Ngada.
Meski kerusakan menyebar di semua wilayah itu, tuntutan ganti rugi seng kepada pemerintah daerah Ngada hanya direalisasikan kepada warga Desa Ulubelu.
"Setiap pemilik rumah di Ulubelu terima 30 lembar seng, padahal luas rumah mereka tidak sama. Mereka harus menanggung sendiri lagi. Padahal kerusakan itu ulahnya dari PLN dengan pemerintah sejak pemboran sumur tahun 2017," kata Maria Kristina Bupu, Ketua Forum Masyarakat Peduli Dampak Buruk Gas H2S Mataloko kepada Pos Kupang di Bajawa, Kamis (31/7/2014).
"Seng tersebut dibagikan oleh Dinas Sosial Ngada menjelang pemilu legislatif April 2014. Persepsinya masyarakat juga macam-macam," kata Mertin, sapaan Maria Kristina Bupu.
Tuntutan pelayanan kesehatan gratis juga hanya menjangkau warga di Desa Ulubelu dan Desa Ratogesa. Ketika pelayanan dilakukan, ternyata obat-obatan yang disediakan oleh tim medis tak sebanding jumlahnya dengan warga yang membutuhkannya. Kebanyakan mereka menderita infeksi saluran pernapasan akut (ispa).
Menurut Mertin, semburan lumpur panas bukan hanya menimbulkan penyakit Ispa, tapi juga penyakit kulit, pernapasan, bahkan merusakan tanaman holtikultura untuk konsumsi sehari-hari.
"Masyarakat konsumsi sayur-sayur dan buah-buah yang sudah terkontaminasi belerang dan nitrogen. Keadaan ini dianggap lumrah saja oleh pemerintah. Meski dalam jangka panjang, masyarakat yang akan menanggung sakit," tegas Mertin.
Selain itu, kata Mertin, lahan sawah seluas 10 ha milik warga pun rusak. Warga menuntut raskin tapi belum direalisasikan.
"Lahan sawah yang tak bisa diolah seluas 10 ha milik belasan orang dari Kampung Mana. Mereka tuntut supaya diberikan beras raskin, juga belum direalisasikan," ujar Mertin.
Kondisi demikian, kata Mertin, menambah beban hidup warga.
"Beban hidup masyarakat juga semakin berat. Produktivitas buah kopi untuk minum semakin sulit, apalagi untuk jual. Buah kemiri sudah jatuh ketika masih mudah," tambah Mertin.
Lanjut Mertin, semua kerusakan muncul pasca pemboran. Sebelumnya tidak terjadi kerusakan seperti ini.
Mertin mengutip penjelasan Prof. Harman, pakar kajian dampak lingkungan, ketika jangkauan hempasan gas beracun mencapai jarak 200 meter sama dengan 4 Km. Sementara radius hempasan gas H2S sampai pada jarak 2 km.
"Artinya dampak buruk sudah menjangkau sampai radius 20 Km," tegas Mertin.
Desa Terkena Dampak H2S
1. Desa Ulubelu
2. Desa Ratogesa
3. Desa Waeya
4. Kelurahan Mataloko
5. Desa Dada Wea
6. Desa Radabata
7. Desa Were
8. Desa Malanuza
9. Desa Ekoroka
10.Kelurahan Todabelu
11. Desa Radamasa
Sumber: Forum Masyarakat Peduli Dampak Buruk Gas H2S Mataloko