Sulitnya Mendapatkan BBM di Bolaang Mongondow Timur
Kinerja tim pengawas Bahan Bakar Minyak (BBM) bentukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dinilai tidak maksimal.
Laporan Wartawan Tribun Manado, Aldi Ponge
TRIBUNNEWS.COM, TUTUYAN - Kinerja tim pengawas Bahan Bakar Minyak (BBM) bentukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dinilai tidak maksimal.
Pasalnya, permasalahan ketersediaan dan penyaluran BBM di Boltim tak pernah teratur. Misalnya, penyaluran BBM jenis premium yang disalurkan satu-satunya SPBU di Boltim tak pernah mencukupi kebutuhan warga.
Jatah premium antara 8 hingga 16 ribu liter perhari di SPBU tersebut hanya mampu bertahan selama 3 jam. Padahal SPBU tersebut nyaris hanya melayani warga di dua kecamatan di Boltim yakni Tutuyan dan Kotabunan.
"Katanya, ada tim pengawas tetapi tidak mempengaruhi apa-apa tetap saja sama. Bensin (premium) diperjualbelikan ke depot-depot," ungkap warga Boltim Suwandi, Kamis (6/6/2014).
Faktanya, hingga saat ini depot-depot kecil penjualan premium terus tumbuh subur. Sebab pengisian BBM bensin dengan jeriken dilakukan dengan leluasa.
"Kalau dijaga polisi tak ada jeriken yang antre. Justru nelayan tak dilayani yang hanya mengisi 5 liter. Kalau jeriken yang 25 liter dilayani karena mereka memberi uang," tuturnya.
Pemda dinilai tak berdaya dan tak mampu mengatur penyaluran BBM. Sehingga dia menilai warga dipaksa untuk membeli premium diatas harga yang wajar.
"Harga bensin di depot diatas Rp 8 ribu. Bahkan sempat mencapai Rp 30 ribu beberapa waktu lalu. Padahal distribusi selalu lancar," ucapnya.
Selain itu, untuk BBM jenis minyak tanah bersubsidi semakin sulit ditemuai masyarakat. Diduga minyak tanah tersebut diperjualbelikan kepada oknum tertentu.
"Katanya, jatah 140 ribu liter minyak tanah bersubsidi. Namun masyarakat semakin sulit ditemui," bebernya.
Sehingga dia menilai, tim yang terdiri atas berbagai instansi ini tak bekerja efektif. Sebab diduga BBM milik Boltim dibawah keluar daerah namun dibiarkan begitu saja.
"Sudah 2 bulan dibentuk namun sepengetahuan saya belum ada aksi dari mereka (tim)," tegasnya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jamalludin mengatakan sejak pekan lalu tim yang diketuai oleh asisten II tersebut telah melakukan upaya pengawasan dan penertiban di SPBU untuk mencegah pembelian BBM menggunakan jeriken.
"Ini rutin dilakukan, sesuai surat keputusan dan nanti akan dikembangkan dengan melakukan operasi di jalan untuk mencegah BBM Boltim keluar daerah," tegasnya.