Pengakuan IRT Selingkuh dengan Tukang Ojek dan Gugurkan Janin
PP, ibu rumah tangga mengaku berselingkuh dengan EAH, tukang ojek di desa itu karena sakit hati terhadap suaminya.
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - PP, ibu rumah tangga (IRT) di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, mengaku berselingkuh dengan EAH, tukang ojek di desa itu, karena sakit hati terhadap suaminya, PB, yang merantau ke Malaysia. PB berjanji merantau hanya dua tahun, namun kini sudah empat tahun belum pulang.
Pengakuan PP ini disampaikan kepada Pos Kupang (Tribunnews.com Network) yang menemuinya di ruang rawat inap Puskesmas Talibura, Rabu (4/6/2014) sore.
Berikut penuturan PP seputar perselingkuhannya dengan EAH sampai ia menggugurkan janinnya lalu dibuang di lubang WC.
Saya takut mama marah dan keluarga saya marah kalau saya hamil dengan EAH. Saya gugurkan janin dengan cara saya mengurut perut sampai janin tersebut keluar. Saya juga minum obat sakit pinggang dan keputihan yang saya dapat dari bidan saat pengobatan massal di Hengan. Saya mengaku berbuat salah menggugurkan kandungan.
Saya tidak mau keluarga saya malu, termasuk keluarga suami, kalau mereka tahu saya hamil dengan EAH, tukang ojek di Desa Lewomada. Saya memang sengaja gugurkan kandungan dengan cara mengurut perut saya sampai janin keluar.
Memang sakit saat saya urut, tapi saya lakukan biar mama dan keluarga jangan marah saya. Setelah gugurkan kandungan, saya sempat beritahu mama kalau saya keguguran. Tetapi saya tidak beritahu kalau saya kasih gugur janin.
Saya menjalin hubungan dengan EAH sejak Januari 2013 lalu. Pada waktu itu EAH datang ke rumah dan menyampaikan rasa cintanya. Saya sendiri sempat tanya EAH, kenapa mau sama saya. Tetapi EAH bilang dia suka dan dia mau saya layani dia karena istrinya tidak memberikan pelayanan kepadanya sehingga ia berjanji akan mencintai saya.
Saat pertama kali kami melakukan adegan cinta di rumah saya pada malam hari, EAH bilang ke saya mau menceraikan istrinya. Kami juga sama-sama sepakat kalau saya akan ceraikan suami saya dan EAH akan ceraikan istrinya.
Selanjutnya, kami dua berjanji sehidup semati. Kami dua memang mau sama mau melakukan itu. Saya lakukan ini (selingkuh) karena memang saya sakit hati sama PB, suami saya. Dia janji ke saya ke Malaysia dua tahun saja tapi ternyata sudah empat tahun di sana. Dia juga tidak pulang sehingga saya sakit hati dengannya.
Suami saya awal-awal sempat kirim uang tapi belakang ini tidak kirim saya nafkah lagi dengan anak-anak. Suami saya sudah tahu saya selingkuh. Dia telepon saya dan marah-marah tapi dia bilang kami urus baik-baik sudah di sana (di kampung).
Mama saya selama ini tidak tahu hubungan gelap saya dengan EAH. Mama tahu ketika saya keguguran dan polisi datang ke rumah. Mama saya marah dan bilang kepada saya kenapa kau kasih gugurkan janin itu. Saya hanya diam karena sudah salah.
Selama ini saya bersama dua anak tinggal di rumah orangtua. Ketika kejadian (berhubungan) di rumah tidak ada orang. Setelah saya gugurkan janin, darah cukup banyak, lalu saya lapor mama. Setelah itu saya dibawa ke Puskesmas Talibura. Keluarga suami saya tahu sehingga mereka lapor saya ke polisi. Saya siap memberikan keterangan kepada polisi. Saya sudah bersalah dan siap menanggung risiko.
Ketika diwawancara, PP masih sempat menanyakan keberadaan EAH, apakah ia di kampung atau di kantor polisi. Menurut penjelasan bidan yang merawatnya, kondisi PP sudah mulai membaik setelah mendapat perawatan medis.
Semantara itu aparat Polres Sikka terus bekerja guna mengungkapkan aksi PP menggugurkan janinnya lalu dibuang di lubang WC. Po
Polisi telah ke Dusun Hengan, Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, guna mengali lubang jamban di rumah PP agar mencari janin yang dibuang PP.
"Apakah ada hasilnya, kami masih menunggu laporan tim yang ke Lewomada," kata Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan, SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Wirhan Arif, di Mapolres Sikka, Rabu (4/6/2014) siang.