Kamis, 2 Oktober 2025

Tiga Jam Jalan Lintas Aceh-Medan Lumpuh

Jalan nasional yang menghubungkan kawasan barat-selatan Aceh dengan Medan, Sumatera Utara, Senin (28/4/2014) lumpuh sekitar tiga jam.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Tiga Jam Jalan Lintas Aceh-Medan Lumpuh
Serambi Indonesia/Khalidin
Hampir dua puluhan meter badan jalan nasional Aceh-Medan di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (28/4/2014) lumpuh sekitar tiga jam akibat lumpur proyek tanggul penahan badan jalan yang dikerjakan.

TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM - Jalan nasional yang menghubungkan kawasan barat-selatan Aceh dengan Medan, Sumatera Utara, Senin (28/4/2014) lumpuh sekitar tiga jam. Hal itu terjadi akibat lumpur proyek pembangunan tanggul menggenangi badan jalan sepanjang 20-an meter sehingga melumpuhkan arus lalu lintas dari Aceh menuju Medan maupun sebaliknya.

Sejumlah pengendara menyesalkan pekerjaan proyek yang justru menimbulkan masalah tersebut. Betapa tidak, kasus genangan air berlumpur di lokasi proyek yang berada di sekitar tanjakan Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam itu merupakan ketiga kalinya.

Seperti yang disampaikan Sapri Tinambunan, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Sultan Daulat. Ia mengaku sempat terjebak akibat lumpur proyek selama dua jam. Menurut Sapri, beberapa pengendara yang terjebak di sana mengaku genangan lumpur tersebut tidak dapat dilintasi sejak pukul 07.20 WIB.

Sapri menambahkan, arus lalu lintas lumpuh disebabkan truk tronton terjebak di lokasi lumpur. Akibatnya banyak masyarakat termasuk sejumlah pegawai kantor, pelajar, guru, terlambat datang ke tempat tugas dan sekolahnya.

"Lumpurnya dalam kali, bayangkan saja truk tronton yang berkapasitas besar pun terjebak tidak bisa lewat. Sebenarnya kasus lumpur ini sudah sering terjadi, bahkan sudah ketiga kali tapi pihak proyek tidak ada antisipasi, masa bangunan ini tidak dilengkapi resapan air," kata Sapri diamini warga lainnya.

Lebih jauh Sapri mengatakan timbulnya lumpur akibat proyek tanggul penahan jalan tersebut tidak menggunakan lubang resapan air. Bahkan menurut Sapri, lima titik lokasi pembangunan tanggul jalan tidak terdapat lubang resapan air, menyebabkan air tak bisa surut saat musim hujan.

Selain masalah lumpur, proyek multiyears puluhan miliar rupiah tersebut juga tanpa dilengkapi papan nama informasi asal muasal proyek. Kondisi ini disesalkan masyarakat karena terkesan sebagai proyek siluman.

Sejumlah aparat TNI dari Koramil 12 Sultan Daulat diterjunkan ke lokasi lumpur untuk membantu pengendara dan mengatur lalu lintas yang terjebak. Sekitar pukul 08.30 WIB, pihak rekanan mendatangkan alat berat untuk menguras air lumpur yang tergenang di badan jalan. Kemacetan baru dapat teratasi sekitar pukul 10.30 WIB setelah air berlumpur dibuang.

Warga mendesak pemerintah melalui instansi terkait agar lebih ketat dalam mengawasi pelaksanaan proyek sehingga tidak menimbulkan masalah di lapangan seperti yang terjadi di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Menyikapi kejadian lumpur proyek, petugas perawatan jalan nasional untuk wilayah Subulussalam-Aceh Singkil, Idrus yang dikonfirmasi Serambi berjanji akan menegur pihak pelaksana proyek yang terkesan lalai tersebut. Idrus juga membenarkan sejatinya ada upaya pembuangan lumpur sehingga tidak mengganggu lalu lintas di sana.

"Nanti akan saya tegur perlaksana proyeknya itu," kata Idrus.

Terhadap papan proyek yang tidak dipasang, Idrus juga berjanji akan menegur. Idrus mengaku telah menyampaikan kepada pihak rekanan agar papan proyek dipasang. Sedangkan rambu tanda ada pekerjaan proyek menurut Idrus kemungkinan rusak akibat digilas kendaraan namun seharusnya pihak rekanan mengganti demi menghindari bahaya.

Dana proyek multiyears tersebut menurut Idrus ditangani PT Arnas dengan nilai pagu sekitar Rp 50 miliar.

"Pokoknya masalah ini akan saya sampaikan ke pihak rekanan, nanti saya tegur," tandas Idrus.(kh)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved