Seni Rakyat di Ambang Sekarat
Berharap Kehidupan di THR yang Mati
Sebelum berisi mesin percetakan, gedung itu merupakan gedung pementasan ludruk
Progo sendiri mengakui minat masyarakat menikmati kesenian rakyat mulai redup. Tak hanya imbas dari televisi swasta. Menurutnya, keputusan pemerintah membangun mal di depan THR, jadi alasan terbesar terbunuhnya para pahlawan seni rakyat di THR.
Menurutnya, para seniman THR kini tak jelas nasibnya.
Pemerintah tidak membunuh mereka, lantaran tetap mengizinkan tetap tinggal dan tampil di THR. Tapi, juga tidak memberi kehidupan. “Sejak ada mal di depan, kompleks seni jelas jadi tertutup. Bagaimana warga tahu di sini ada kami?” kata Progo.