Sumedang 7 Hari Berkabung

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG -- Jenazah Bupati Sumedang Endang Sukandar langsung dibawa menuju kediaman resmi Bupati Sumedang di Gedung Negara dari RS Cideres, Kadipaten, Majalengka. Lalu jenazahnya dibawa ke rumahnya di Sindangpalay, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Sumedang Selatan, Sabtu (3/10/2013).

Kabar meninggalnya Bupati ini menyebar dan membuat warga di sepanjang jalan yang dilewati rombongan kendaraan pembawa jenazah keluar rumah. Bahkan saat jalan Sumedang-Bandung dari Gedung Negara sampai Sindangpalay sepanjang 2 km macet.
Setelah dimandikan di rumah pribadinya, jenazah dibawa ke Masjid Agung Sumedang untuk disalatkan.

"Jenazah akan dimakamkan Minggu (3/11/2013) pukul 09.00. Jenazah disalatkan dan berada di Masjid Agung sampai bada salat Isya sekitar pukul 19.00 akan disemayamkan di Gedung Negara," kata Wakil Bupati Ade Irawan.

Jenazah akan dimakamkan di makam keluarga di daerah Sindangpalay. Pemkab Sumedang menyatakan selama tujuh hari sebagai hari berkabung dan meminta warga memasang bendera merah putih setengah tiang.

Warga pun tumplek ke rumah duka di Sindangpalay serta di Masjid Agung, begitu juga di Gedung Negara. Jalan protokol di kawasan Alun-alun Sumedang itu ditutup.

"Kami dari keluarga besar Endang Sukandar dan juga dari Keluarga Sekolah Tinggi Sebelas April memohon maaf, selama memimpin Sumedang pasti banyak kekurangan dan kalau ada kesalahan, kami mohon maaf," kata Sutandi mewakili keluarga besar almarhum.

Saat proses pilkada lalu, Endang ditinggal istrinya lebih dulu meninggal dunia, Ida Tarmini. Sebelumnya juga pada pemilu 2009, Endang harus berpisah dengan Dadan Hendrawan, anak laki-laki satu-satunya, yang meninggal dunia. Anak bungsunya, Rita Komala, dipanggil Sang Pencipta saat masih sekolah di SMA awal tahun 2000. Kini anak Endang hanya tinggal Imas Permasih yang berduka. (std)