Oknum Pelatih Sodomi Pesepakbola Kalau Ingin Masuk Tim Inti
Tindakan cabul yang diduga dilakukan Mamat (42), warga Tanjungpandan, Belitung, terhadap anak asuhan klub sepak bola yang dilatihnya terungkap.
Laporan wartawan Bangka Pos Al Adhi Setyanto
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG - Tindakan cabul yang diduga dilakukan Mamat (42), warga Jalan Air Ketekok, Tanjungpandan, Belitung, terhadap anak asuhan klub sepak bola yang dilatihnya terungkap.
Pria yang aktif sebagai pelatih salah satu klub sepak bola ini, menyodomi anak kecil lantaran merasa sakit hati terhadap wanita. Pernikahan dengan wanita yang diidam-idamkan, gagal terwujud.
Mamat mengakui, perbuatannya tersebut disebabkan kegagalannya menikah dengan seorang wanita. Selama lima tahun, Mamat menunggu wanita tersebut untuk diajak menikah.
Namun, pernikahan tersebut gagal dilaksanakan. Hal ini menyebabkan Mamat sakit hati, dan tak lagi memunyai keinginan mendekati wanita.
"Saya tahu itu salah. Saya lakukan itu karena sudah sakit hati dengan wanita, jadi saya lampiaskan ke anak-anak yang saya latih. Waktu menyodomi mereka juga sadar. Tapi karena ada keinginan, saya tidak bisa menahan diri," ujar Mamat kepada Bangkapos.com (Tribunnews.com Network), Kamis (12/9/2013) di Mapolres Belitung.
Pria yang sehari-hari beraktivitas sebagai guru honorer di satu SD negeri di Tanjungpandan ini mengaku, dirinya telah melakukan sodomi terhadap lima anak.
Anak-anak yang disodomi ini semuanya merupakan anak latihnya di klub sepakbolanya. Anak-anak yang menjadi korban sodomi rata-rata berusia antara 10 hingga 16 tahun.
Pria bertubuh gempal dan berkulit gelap ini, memunyai cara jitu untuk mengajak anak latihnya agar mau disodomi. Dia menjanjikan sebagai pemain inti saat klub tersebut akan mengikuti turnamen. Bila tidak ada turnamen, maka Mamat akan menjanjikan korbannya agar terus bermain sepakbola.
"Saya bilang ke mereka akan main sepakbola terus, cuma itu. Saya tidak ngasih dia (korban) uang, bahkan menakut-nakutinya juga tidak, apa lagi mukul. Saya hanya ajak mereka naik motor terus kami melakukan," papar Mamat.
Perbuatan bejat Mamat akhirnya terbongkar setelah Jf, seorang siswanya, tidak lagi mau latihan sepak bola. Ia mengaku sering menjemput korban di rumahnya masing-masing.
Terkadang, ia menjemput anak latihnya ini untuk berlatih sepakbola, dan tak jarang pula Mamat menjemputnya untuk menginap di rumahnya.
Aksi Mamat ini tak hanya dilakukan di kediamannya. Tapi juga di beberapa tempat lain, seperti di kawasan hutan tak jauh dari lapangan sepakbola Masda, Jalan Pemuda, Tanjungpandan.
Selain itu, juga di salah satu rumah kosong yang ada di belakang Kantor DPRD Belitung. "Jujur hanya 6 orang anak yang saya sodomi. Anak-anak lainnya tidak ada," sebut Mamat sambil menunduk.