Sabtu, 4 Oktober 2025

Konvensi Demokrat

Pemilih Irasional Bisa Ganjal Sarundajang

Ferry Liando mengatakan keikutsertaan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang dalam konvensi Capres Partai Demokrat memang tidak diragukan lagi.

Editor: Sanusi
zoom-inlihat foto Pemilih Irasional Bisa Ganjal Sarundajang
stimewa
PANTAU GUNUNG - Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang memantau aktivitas vulkanis Gunung Soputan lewat teleskop beberapa waktu lalu

Laporan Wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Pengamat politik Sulawesi Utara, Ferry Liando mengatakan keikutsertaan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang dalam konvensi Capres Partai Demokrat memang tidak diragukan lagi.

Menurut Ferry, dari sisi ketokohan dan kapasitas kepemimpinan, figur Sarundajang tidak diragukan lagi. Namun, sikap pemilih irasional yang masih dominan di Indonesia bisa mengganjal.

"Melihat prestasi Sarundajang selama ini, ia memang pantas disejajarkan dengan tokoh- tokoh nasional. Reputasinya bagus, kepemimpinanya telah teruji, sikap pluralisnya telah diakui semua agama sehingga pantas menjadi pemimpin di tingkat nasional," kata Ferry Liando kepada Tribun Manado, Sabtu (24/8).

Menurut Liando, karakter pemilih di Indonesia masih didominasi pemilih irasional yang sikapnya sangat dipengaruhi faktor etnik maupun agama. Pemilih irasional tidak peduli dengan kapasitas, pengalaman dan integritas seseorang tetapi oleh faktor kedekatan emosional.

"Sarundajang akan terhalang oleh fakta politik seperti ini. Apalagi SHS berasal dari agama dan etnik minoritas. Jika saja karakter pemilih Indonesia sama dengan karakter pemilih di Amerika Serikat (AS), maka peluang Saruandajang sangat besar," ujarnya.

Menurut Liando, karena pemilih AS sangat rasional, maka Barack Obama yang berkulit hitam dan warga keturunan Afrika bisa terpilih sebagai presiden. Pemilih tidak melihat warna kulitnya, tidak melihat asal usulnya. Tetapi memilih berdasarkan program-program politik yang ditawarkan Obama.

Namun, diakuinya di Indonesia pemilih rasional sudah menunjukkan sikap mereka saat memilih Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Tapi Jakarta tidak sama dengan Indonesia. Pemilih irasional di DKI masih bisa diimbangi pemilih rasional, karena kelas menengah yang banyak, tingkat pendidikan dan pusat informasi. Pendidikan politik di Jakarta pun bagus. Kemudian Jakarta itu hanya sebagian dari Pulau Jawa. Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah merupakan kantong pemilih terbesar di pulau itu," kata Liando.

UGM Connection

Sementara Taufik Tumbelaka, pengamat pelotik yang juga berasal dari Sulut mengatakan, undangan bagi Sarundajang mengikuti konvensi Capres Partai Demokrat merupakan kehormatan untuk masyarakat Sulut.

"Maka kita wajib mendukung. Apalagi menurut informasi yang beredar EE Mangindaan (kini Menteri Perhubungan RI) akan fokus ke DPR RI, itu berarti Sulut bisa satu suara," kata Tumbelaka.

Untuk memperkuat bargaining position and bargaining power, Tumbelaka menyarankan Sarundajang masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM) Connection yang ada di jajaran eksekutif dan legislatif di Jakarta. Ada tujuh sampai delapan orang menteri di kabinet SBY saat ini yang berasal dari UGM serta banyak lagi di legislatif dan pejabat eselon I dan II pada sejumlah kementerian.

"Kelemahan Sarundajang selama ini hanya dekat dengan para akademisi UGM. Lawan berat SHS dari UGM adalah Anis Baswedan yang kini menjabat rektor Universitas Paramadina. Anis adalah mantan ketua Sema Fakultas Ekonomi UGM dan Ketua Sema UGM, ditambah master dan doktor politiknya dari Amerika.

"Tampaknya Anis akan diplot sebagai wapres. Namun, terlepas peluang SHS dianggap sejumlah kalangan agak kecil, ini bisa menjadi pembuka jalan bagi generasi berikut. Semoga saja konvensi ini bukan basa basi politik ala Partai Demokrat," katanya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved