Guru di Manado Belum Terima Tunjangan Sertifikasi 9 Bulan
Guru-guru sertifikasi di Manado yang belum menerima tunjangan sertifikasi selama sembilan bulan terakhir mengandaikan
Laporan Wartawan Tribun Manado, David Manewus
TRIBUNNEWS.COM, MANADO -- Guru-guru sertifikasi di Manado yang belum menerima tunjangan sertifikasi selama sembilan bulan terakhir mengandaikan hidup mereka sudah tergadai di bank.
Seorang guru sertifikasi dari sebuah sekolah yayasan yang tidak ingin disebut nama jelasnya, sudah menggadaikan surat keputusan (SK) PNS-nya ke bank untuk membiayai hidup keluarganya.
"Maklum rata-rata SK digadaikan untuk kredit di sana-sini," kata Asep, bukan nama sebenarnya kepada Tribun Manado, Kamis (18/7/2013).
Ia mencatat di tahun 2011 tunjangan sertifikasi terhambat selama dua bulan. Awal tahun 2012 ia sempat bernafas lega ketika tunjangan itu selalu terealisasi.
"Tapi tiga bulan dia akhir 2012 sampai sekarang tunjangan itu tak datang lagi. Sekarang sudah sembilan bulan," ujarnya.
Menurut ingatannya, semua berkas yang diberikan sangat lengkap. Bahkan ia sampai tiga kali memberikan berkas itu kepada dinas terkait.
"Setiap kali memberikan berkas ia pun menyetor Rp 50 ribu. Tapi tunjangan tetap tak kunjung turun," katanya.
Iapun sudah pernah ke Jakarta untuk meminta kepastian, yakni pada tanggal 23 Maret 2013. Ia menuju lantai 2 gedung D Kementerian Pendidikan. Dari situ, ia diminta mengklarifikasi ke gedung H. Jawaban mereka di luar harapannya.
"Mereka mengatakan tunjangan sertifikasi itu tidak pernah ditahan. Staf yang mengurusi itu di sana meminta saya mengklarifikasi ke daerah,"ujarnya.
Asep menyesalkan sikap para petinggi yang menuntut peningkatan kompetensi guru. Satu di antaranya dengan sertifikasi. Sertifikasi diurus tapi tunjangan tak mengalir lancar bahkan kadang tak ada sama sekali.
Senada dengan Asep, Ezra (juga bukan nama sebenarnya) mengaku harus menutup pinjaman. Apalagi anaknya masih sementara duduk di bangku kuliah.
"Pencairan kadang ditunda kadang satu bulan dan kadang enam bulan," kata pegawai negeri ini.
Tunjangan akhir 2012 sudah diterimanya. Tapi tiga bulan awal 2013 tunjangan itu kembali mampet, entah mampet di mana.
"Kami pakai sistem tutup lubang. Nah kalau gaji biasa dipakai untuk menutup pinjaman. Hanya saya bingung pikirkan uang kuliah anak saya," ujarnya.
Semua kredit pun terancam macet. Belum lagi harga BBM yang terus naik berbanding lurus dengan kenaikan harga barang.