Penusuk Pratu David Datang Berombongan
Pembunuhan terhadap personel Korem 101/1 Antasari, Pratu David Eka Arifin (22) di Diskotek Grand,
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Pembunuhan terhadap personel Korem 101/1 Antasari, Pratu David Eka Arifin (22) di Diskotek Grand, Banjarmasin, masih menyisakan misteri. Polisi terus melakukan penyelidikan. Namun, belum menghasilkan ‘awan terang’ meskipun sejumlah petunjuk awal sudah diperoleh.
Kapolda Kalsel, Brigjen Taufik Ansorie pun meminta masyarakat tetap tenang menyikapi kasus yang menggegerkan warga tersebut. Dan, paling utama menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikannya kepada polisi. "Ini kasus kriminal murni jadi biarkan kepolisian yang menangani," kata dia di Banjarmasin, Rabu (26/6/2013).
Sebagaimana yang hanya diwartakan BPost pada edisi Selasa (25/6) dini hari, David ditemukan tewas di tengah keramaian orang yang sedang ‘berdugem ria’. Kondisinya, sangat mengenaskan. Setidaknya ada 21 luka bekas tusukan di tubuh David yang baru enam bulan diperbantukan di Korem 101/Antasari dari Batalion 621/Manuntung itu.
Informasi yang dihimpun koran ini di lokasi menyebutkan, pelakunya lebih dari satu orang. Sejumlah orang yang berada di sana saat kejadian menyebut mereka sebagai ‘orang kapal’. “Mereka berombongan datangnya. Tiba-tiba ada perkelahian, korban dikeroyok hingga tersungkur,” ucap salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Apa motifnya? Sumber tersebut tidak bisa memastikan. “Macam-macam orang ngomong. Ada yang bilang masalah perempuan, ada juga yang mengatakan jarena senggolan. Ya, kesalahpahaman yang berlanjut perkelahian,” ujar dia.
Informasi lain yang diperoleh adalah ditemukannya sepeda motor matik yang tidak kunjung diambil pemiliknya sejak diparkir pada malam kejadian. Dugaan penjaga parkir, motor itu dikendarai seorang perempuan yang kerap datang ke tempat hiburan malam (THM) itu.
Terlepas dari informasi-informasi itu, kemarin polisi kembali melakukan olah tempat kejadian (OKP). Salah satu fokusnya mempelajari rekaman di CCTV (closed circuit television) di arena diskotek. Sayang, rekamannya agak gelap jadi kurang jelas.
Saat dikonfirmasi, Kapolresta Banjarmasin, Kombes Suharyono mengakui jajarannya belum mengetahui ciri-ciri pelaku pembunuhan David. “Prosedural saja. Semua kasus memang harus ditangani secara prosedural,” kata dia.
Sementara Wakil Komandan POM VI Banjarmasin, Kapten Sukirno mengaku telah meminta keterangan tiga orang yang menemani David ke diskotek itu. Namun, ketiganya mengaku kurang mengetahui secara pasti kejadian yang merenggut nyawa rekannya itu. “Dari keterangan mereka, pada saat kejadian David sedang terpisah. Karena kondisinya gelap dan riuh, ketiganya tidak mengetahui kejadian tersebut,” ucapnya.
Sukirno juga mengungkapkan jenazah David telah dipulangkan ke kampung halamannya di Blitar, Jatim. “Dia diterbangkan menggunakan pesawat kargo,” ujar dia.
Perketat Pengamanan
Pascakejadian itu, membuat para pengelola THM lain langsung memperketat pengawasan dan pengamanannya. Manajer Operasional THM Dynasti kompleks Hotel Aria Barito, Jujum menyayangkan peristiwa tersebut. Dia menegaskan, THM merupakan tempat untuk bersantai, bukan sebagai ajang perkelahian.
"Kami akan perketat pengawasan dan pengamanan, terutama di bagian pintu masuk. Jangan sampai ada senjata tajam masuk. Pemiliknya akan kami larang memasuki ruangan, juga kami laporkan ke polisi. Sebenarnya prosedur ini sudah berjalan. Kami juga menyiapkan pedeteksi logam,” tegas dia.
Hal serupa dikatakan Manajer Operasional Banjarmasin One Stop Entertainment Club (BOEC) kompleks Hotel Banjarmasin Internasional, Sutrisno. Dia mengaku, petugas keamanaannya sering menyita senjata tajam milik pengunjung. “Sudah ada prosedur tetapnya. Tetapi pascakejadian itu, kami lebih memperketat. Apalagi, selama setahun ini, banyak senjata tajam yang kami sita dari pengunjung,” ujar Sutrisno.
Manajer Operasional Diskotek Grand Sarmento pun mengatakan pengamana sudah sesuai prosedur. Tetapi dia langsung enggan berkomentar mengenai kejadian yang menewaskan David. “Kami serahkan sepenuhnya kepada polisi,” ucap dia.
Beberapa jam setelah kejadian itu, digelar razia gabungan oleh POM AL Banjarmasin, POM VI Banjarmasin, Provos Polda Kalsel dan Provos Polresta Banjarmasin ke seluruh THM yang beroperasi. Hasilnya, nihil. Tidak ditemukan anggota TNI dan Polri yang menikmati malam di THM-THM tersebut. Semua ruangan diperiksa dan setiap pengunjung diminta memperlihatkan kartu identitasnya.
Pembunuhan terhadap David mendapat perhatian dari anggota DPR, Habib Aboebakar Al Habsyi. "Sebagai aparat negara tidaklah layak prajurit mengunjungi diskotek. Ini kan memalukan, mereka seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat,"
kata melalui rilis.
Namun, terlepas dari itu, dia meminta Pangdam dan Kapolda Kalsel segera berkoordinasi untuk mengantisipasi adanya aksi balasan. “Semua langkah preventif harus diambil, supaya tidak ada korban susulan. Perkara itu harus diproses secara hukum, jangan sampai peradilan jalanan yang dipakai untuk menyelesaikan perkara ini. Dan, jangan sampai kecolongan seperti kasus penyerbuan ke Lapas Cebongan, Sleman,” tegas dia. (arl/hh/has/kur/tribunnews/fer)