Selasa, 30 September 2025

Terduga teroris

Densus Tangkap Adik Abu Bakar Baasyir

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kembali menangkap seorang pria bernama Nuim Baasyi

Editor: Budi Prasetyo
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Anggota Densus 88 mendekati rumah kontrakan yang berisi empat orang terduga teroris saat terjadi baku tembak di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung, Rabu (8/5). Baku tembak dan pengepungan yang terjadi dari pukul 11.00 hingga 17.15 WIB tersebut berakhir dengan 3 orang terduga teroris tewas dan 1 orang ditangkap. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 


TRIBUNNEWS.COM SOLO - Setelah menangkap seorang warga Dipotrunan RT 04 RW 11, Kelurahan Tipes, Serengan, Solo, Slamet Pilih Utomo, Selasa (14/05/2013) pagi, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kembali menangkap seorang warga Solo. Sorenya, sekitar pukul 17.00 WIB Tim Densus 88 menangkap seorang pria bernama Nuim Baasyir.

Nuim ditangkap Tim Densus 88 Antiteror di rumahnya di RT 3 RW 4 Joyotakan, Solo. "Tidak ada yang tahu persis kejadian penangkapannya," kata juru bicara Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono. Nuim dikenal warga sebagai salah satu kerabat dekat Abu Bakar Baasyir.

Saat ditangkap, Nuim sedang berada di rumahnya. Dirinya ditangkap disaksikan anaknya yang baru berusia tujuh tahun. Menurut dia, tim Densus 88 langsung masuk rumah dan menodongkan pistol kepada Nuim. Densus langsung meringkus Nuim dan membawanya pergi. "Anaknya teriak histeris karena ketakutan," katanya.

Beberapa saat setelah kejadian, istri Nuim langsung melaporkan penangkapan suaminya tersebut kepada Luis. Dijelaskan Endro, Nuim masih memiliki hubungan keluarga dengan mantan pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid, Abu Bakar Ba'asyir dan pernah aktif di JAT.

Seorang tetangga Nuim, Santi (35) mengaku menyaksikan kejadian penangkapan tersebut. Dirinya mengetahui adanya penangkapan dari anak-anak yang tengah bermain di kampungnya. "Ada anak-anak yang datang bilang kalau ada yang ditembak, saya ke luar," katanya.

Menurut dia, Nuim sempat mencoba memberontak saat anggota Densus 88 mencoba meringkusnya. "Sempat terdengar suara tembakan sekali, der! Karena Nuim mencoba memberontak," katanya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Jogja di lapangan, anggota Densus yang meringkus Nuim sebanyak tiga orang dengan mengendarai dua sepeda motor. Dua petugas yang masuk ke dalam rumah membawa pistol.

Sebanyak dua anggota Densus 88 masuk ke dalam rumah untuk meringkus Nuim. Sementara seorang anggota lain menunggu di luar. "Pak Nuim dibonceng di tengah, trus langsung pergi," katanya. Kejadian tersebut berjalan sangat cepat, diperkirakan tidak lebih dari lima menit. Menurut dia, Nuim sekeluarga bukan warga asli kampung tersebut. Mereka baru datang sekitar setahun yang lalu dan dikenal sebagai keluarga yang tertutup. (ade)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
Teror
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved