Kerusuhan di Palopo
Palopo Dibakar, Aziz: Saya Yakin Ada Provokator
menduga ada provokator dan masyarakat tidak puas atas hasil pilkada Palopo.
Laporan Wartawan Tribun Timur / Ilham
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,-Anggota DPD RI asal Sulsel Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar prihatin kerusuhan Palopo akibat Pilkada, Minggu (31/3/2013). Saudara kandung Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Sulsel Buhari Kahar Muzakkar ini menduga ada provokator dan masyarakat tidak puas atas hasil pilkada Palopo.
"Ya, sangat prihatin, dan tidak pernah nyangka bisa terjadi seperti itu di Palopo. Saya yakin ini ada provokator yang menumpangi rasa kecewa atau mungkin juga rasa muak masyarakat atas perilaku politik para Elit," kata Amir KPPSI ini kepada Tribun via telepon selularnya, Senin (1/4).
Kemarin, Kantor Wali Kota Palopo, Kantor Dinas Perhubungan, sekretariat DPD Partai Golkar, dan kantor redaksi harian lokal Palopo Pos, dibakar massa.
Massa juga membakar ruang Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan ruang utama Sekretaris Kota Kantor Wali Kota Palopo. Dua mobil dinas, satu unit motor yang terparkir di halaman kantor wali kota tak luput dari amukan massa.
Tindak anarkis terjadi beberapa saat setelah rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo. KPU menatapkan pasangan Judas Amir - Akhmad Syarifuddin (JA), sebagai pemenang hasil rekapitulasi.
JA diusung Golkar, Partai Demokrasi Pembangunan (PDP), Partai Persatuan Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Kedaulatan (PK), PNBKI, Partai Gerindra, dan Persatuan Pembangunan Daerah.
Pasangan nomor urut satu ini memperoleh 37.469 suara (50.50 %) mengungguli pasangan calon nomor urut lima, Haidir Basir-Thamrin Jufri (Hati). Hati diusung partai Islam (PKB, PBR, PPP, PKPB, PKS) dan Partai Demokrat. Hati meraih 36.731 suara (49.50 %) atau hanya selisih 738 suara atau 0,9 %.
Menurut Aziz, penyebab lain perilaku anarkis massa di Palopo," karena sebagian masyarakat yang sesungguhnya belum terlalu siap berdemokrasi. Semestinya yang baik oleh para politisi,
tapi, sayangnya, politik kita semakin pragmatis dan meninggalkan etika. Ini Harus menjadi peringatan keras bagi kita semua dalam menghadapi pesta demokrasi lainnya, terutama bagi para politisi dan pihak keamanan," jelas Aziz.
Baca Juga :
- Wagub ; Presiden Pun Ikut Prihatin 14 menit lalu
- Lorong Stasiun Kota Malang Kebanjiran 17 menit lalu