Lorong Stasiun Kota Malang Kebanjiran
Praktis hingga hari ini, terowongan tidak bisa dipakai untuk sementara. Penumpang yang akan menuju jalur dua kami lewatkan atas
Laporan Wartawan Surya,Wahyu Nurdiyanto
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Terowongan penghubung peron satu menuju peron dua dan tiga di Stasiun Kota Malang berubah menjadi kolam air.
Air setinggi 40 cm mengenangi terowongan sepanjang 20 meter yang dibangun tepat di bawah jalur kereta api.
Masduqi, Supervisor Pelayanan Stasiun Kota Malang, Senin (1/4/2013) menjelaskan, banjir di terowongan terjadi sejak Jumat (29/3/2013).
"Praktis hingga hari ini, terowongan tidak bisa dipakai untuk sementara. Penumpang yang akan menuju jalur dua kami lewatkan atas melintas jalur rel satu. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini," ucap Masduqi.
Dari pantauan Surya Online (Tribunnews.com Network), air yang menggenangi terowongan muncul dari sela-sela dinding keramik di dekat tangga masuk peron dua. Selain itu, air juga terlihat keluar dari dasar lantai.
"Ini akibat selokan di Jalan Trunojoyo (depan stasiun, red) mampet. Air hujan maupun air selokan dari kawasan stasiun tidak bisa keluar dan akhirnya masuk ke gorong-gorong dan keluar lagi di terowongan yang memang posisinya lebih rendah," lanjut Masduqi.
Sebelumnya, Sabtu akhir pekan lalu pihak Stasiun Kota Malang sempat menyedot air yang ada di terowongan.
Air memang habis dan terowongan bisa kembali difungsikan, namun beberapa saat kemudian air kembali menggenang.
"Proses menyedot air sampai tujuh jam, tapi tak sampai 60 menit air sudah kembali memenuhi terowongan. Jadi upaya penyedotan tidak kami lakukan lagi," lanjutnya.
Menghindari banjir yang lebih parah, pihak stasiun sudah meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum untuk memeriksa gorong-gorong di Jalan Trunojoyo yang mampet.