Komnas HAM: Bom Makassar Pelanggaran Serius
Komisi Nasional (Komnas) Hak Azasi Manusia (HAM) menilai teror bom molotov di Makassar dalam dua
“Jadi dia tidak melempar sambil mengacungkan tangan seperti cara orang biasa melemparkan sesuatu. Lemparannya harus horizontal karena celah yang dilewati bom itu rendah,” ujar Indriani sambil memeragakan dugaa gaya si pelempar.
Menurutnya, kejadian di Makassar, 10 dan 14 Februari, memberi pesan kuat agar semua pihak untuk selalu waspada. “Kejadian ini mengingatkan kita akan adanya pesan yang mengusik ketenteraman kehidupan umat beragama. Ini ada upaya untuk membenturkan secara horizontal kaitannya dengan agama dan mulai masuk kedalam wilayah yang sensitif," jelas Indriani.
Dia berharap semua tokoh masyarakat dan agama bisa saling menjaga dan berhati-hati oleh isu-isu yang dapat memancing terpecahnya kerukunan antar umat beragama.
Desak Kapolda
Aktivis PMKRI Sulsel, Marcy, mendesak kapolda segera mengusut kasus tersebut. Dia menilai aneh jika polisi mengatakan sulit mengungkapnya karena dalih saksi dan alat bukti. “Padahal sudah jelas-jelas ada rekaman CCTV,” ujar Marcy.
“Kalau memang kapolda tidak bisa mengungkap kasus itu, lebih baik segera mengundurkan diri,” tegas Marcy menambahkan.
Hal senada disampaikan Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel, Abd Karim. “Polisi harus serius. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Kalau memang tidak bisa, sebaiknya kapolda mundur saja,” katanya.
Indriani mengaku sudah bertemu Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mudji Waluyo, dan mengatakan agar peristiwa tersebut menjadi perhatian utama bagi kepolisian. Pasalnya, rentetan peristiwa pelemparan bom molotov di lima gereja memasuki wilayah yang sangat sensitif bagi ketentraman umat beragama. "Kami minta ke kapolda agar peristiwa ini diusut dengan tuntas katanya," tegasnya.
Sementara Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar, mendesak petugas keamanan segera mengungkap kasus para peneror bom molotov yang sudah sangant meresahkan warga Makassar.
Belum terungkapnya kasus membuktikan bahwa aparat kepolisian lemah dalam melakukan deteksi dini khususnya terkait kinerjanya," polisi lemah dalam mengungkap kasus ini," ungkapnya.
Dua hari pasca pelemparan bom molotov tiga gereja di Makassar, polisi belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka. Bahkan polisi belum merilis hasil identifikasi pelaku di balik aksi teror ini.
Guna mencegah aksi susulan, Pemkot Makassar meminta warga dan aparat pemerintah kelurahan mengaktifkan kembali sistim keamanan lingkungan atau siskamling dan pamswakarsa. “Saya sudah perintahkan seluruh camat dan lurah untukmengaktifkan kembali siskamling dan pamswakarsa di wilayah masing-masing,” tegas Ilham.
Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini menyimpulkan sementara, aksi tersebut merupakan tindak kriminal biasa atau murni. Kendati demikian, ada pihak tertentu mengait-ngaitkan teror tersebut dengan situasi politik di Sulsel yang sedang memanas.
"Bom gereja merupakan tindakan kriminal tapi manfaatkan momentum, momentum pilkada," kata calon Gubernur Sulsel ini.
Polisi diminta segera mengusut tuntas dan mengungkap motif kasus ini. Ilham mengatakan, tak menutup kemungkinan di balik kasus ini ada upaya provokatif. Pemboman gereja bisa saja tak berhenti sampai di sini. “Bisa saja hari ini gereja, besok masjid, besok pura, besoknya vihara,” kata Ilham.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel Gazali Suyuti meminta seluruh umat beragama tetap menjaga kerukunan dan tidak terpancing isu yang dikembangkan pihak tertentu. “Kami minta semua pihak agar tetap menjaga kerukunan umat beragama. Kejadian ini jangan dikaitkan dengan serangan agama lain ke agama tertentu,” tegas Gazali.