Sabtu, 4 Oktober 2025

Batavia Air Pailit Travel Agent di DIY Alami Kerugian

Travel agent di DIY diperkirakan akan mengalami kerugian setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutus PT Metro Batavia (Batavia Air) pailit

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Batavia  Air  Pailit  Travel  Agent di DIY Alami Kerugian
Pesawat Batavia Airlines

TRIBUNNEWS.COM  YOGYA,  - Travel agent di DIY diperkirakan akan mengalami kerugian setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutus PT Metro Batavia (Batavia Air) pailit Rabu (30/1) ini. "Kami masih nunggu nilainya dulu dari anggota," ujar Ketua Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (Asita) DIY, Edwin Ismedi Himna saat dikonfirmasi Rabu (30/1/2013).

Ia menjelaskan, kerugian ini berasal dari investasinya yang ditanamkan pengusaha travel agent dalam bentuk deposit. Setiap travel agent, menurutnya, harus deposit ke airlines dengan sistem top up. "Nilainya mulai Rp 7,5 juta hingga Rp 10 juta," terangnya.

Deposit tersebut, lanjutnya, akan berkurang seiring adanya transaksi pembelian oleh pelanggan yang akan membeli tiket penerbangan. Sekalipun ada kemungkinan merugi, namun pihaknya masih akan menunggu kebijakan dari Batavia Air. "Kita tetap menunggu informasi resmi dari batavia sekarang," tegasnya.

Terhadap nasib calon penumpang yang sudah mengantongi tiket pesawat, pihaknya juga menunggu keputusan Batavia Air untuk tindak lanjutnya. Berdasarkan pengalaman yang lalu, lanjutnya, pencairan tiket tersebut tidak pernah dilakukan oleh maskapai yang mengalami pailit. "Jadi tiket tetap ditanggung travel agent dan penumpang," lanjutnya.

Sekalipun diprediksi akan menderita kerugian, ia yakin bisnis travel agent terus akan berkembang. Hal ini dibuktikan dari eksistensi bisnisnya yang sudah dihadapkan oleh peristiwa pailitnya beberapa maskapai, antara lain Indonesia air, Bouraq, Adam Air dan Mandala. "Jadi pailitnya Batavia Air tidak akan signifikan dalam mempengaruhi bisnis travel agent di DIY," ucapnya yakin.

Ia berpendapat, selama ini banyak penumpang menggemari rute Yogyakarta - Pontianak, hal ini terlihat dari tingginya permintaan terhadap rute ini. Bahkan jika dibandingkan trafik penerbangan ke Jakarta, penerbangan ke Pontianak masih lebih unggul. Kondisi ini berbeda dengan maskapai lain yang masih mengandalkan Yogyakarta- Jakarta sebagai rute gemuknya. "Connecting Batavia Air ke luar Jawa sangat bagus," lanjutnya.

Dari Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, Batavia melayani penerbangan ke Jakarta, Pontianak, Batam, Balikpapan, dan Medan. Tingginya load factor ke Kota Pontianak, juga mendorong Batavia Air untuk mengadakan penerbangan dua kali sehari, yakni pada pukul 09.05 dan 17.15.

Asisten Manajer Sistem Informasi, Data, Laporan dan Humas PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Faizal Indra Kusuma menambahkan, selama ini penumpang Batavia Air di Yogyakarta masih normal. Bahkan, seiring perkembangan industri jasa transportasi udara yang terjadi di DIY, tingkat keterisian pesawat atau load factor Batavia Air pun ikut terdongkrak. "Load factor-nya berkisar antara 80 hingga 90 persen," imbuhnya.

Dengan diputusnya pailit kepada Batavia Air, maka otomatis semua penerbangan yang diadakan maskapai ini akan berhenti. Dengan kondisi ini, lanjutnya, nantinya penumpang akan dengan sendirinya memilih maskapai lain yang mempunyai rute yang relatif sama  hal ini akan terjadi sesuai mekanisme pasar, dan lazim terjadi saat ada maskapai yang mengalami pailit.

Penumpang akan menjatuhkan pilihannya kepada maskapai yang menawarkan rute-rute yang menjadi tujuannya. Menurutnya, masih ada maskapai yang juga menawarkan rute-rute serupa dengan Batavia Air. "Banyak pilihan, meskipun harus transit dulu ke bandara lain," imbuhnya. (gya)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved