Kamis, 2 Oktober 2025

Banjir Terjang Rancaekek

ruang kelas yang biasa mereka gunakan untuk kegiatan belajar tergenang. Ketinggian air hampir merata setikat 50 cm.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Banjir Terjang Rancaekek
/TRIBUN LAMPUNG/AWED BADUNG
Ilustasi Banjir

- Dua Sekolah dan Ratusan Rumah Tergenang
- Murid-murid Berenang di Lapangan Upacara

TRIBUNNEWS.COM RANCAEKEK, - Ratusan murid SD Haurpugur 3 dan Haurpugur 4 di Kampung Cabok Kidul, Desa Haurpugur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, terpaksa tak bersekolah. Hingga Selasa (29/1/2013), ruang kelas yang biasa mereka gunakan untuk kegiatan belajar tergenang. Ketinggian air hampir merata setikat 50 cm.

"Cuma dua ruang kelas yang tidak tergenang karena sudah ditinggikan. Dua kelas itu, yakni ruang untuk kelas 1 dan kelas 2. Sedangkan empat ruang kelas lainnya seperti ruang kelas 3, 4, 5, dan 6 tergenang," ujar Kepala SD Haurpugur 4, Nai Wartini ketika ditemui Tribun di sekolah yang dipimpinnya, kemarin.

Selain sejumlah ruang kelas, lapangan yang biasa digunakan murid-murid untuk upacara juga tergenang sehingga sepintas lalu, lebih mirip kolam. Di tempat ini air lebih tinggi lagi. Beberapa murid yang telanjur datang ke sekolah, memanfaatkannya sebagai arena untuk berenang.

Nai mengatakan, banjir yang dialami sekolahnya tersebut akibat luapan air dari Sungai Citarik. Menurutnya, Sungai Citarik di Desa Haur Pugur meluap lantaran wilayah hulu yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang terjadi hujan deras. Sebab wilayah Kecamatan Rancaekek tak turun hujan.

"Banjir mulai terjadi pada pukul 00.00 dini hari. Waktu itu air sempat setinggi perut orang dewasa. Air masuk ke empat ruang kelas. Bahkan ruang guru juga kemasukan air. Keramik-keramik pun terangkat," ujar Nai.

Dikatakan Nai, KBM SD Haurpugur 4 diliburkan sementara. Sebanyak 262 siswa diminta untuk belajar di rumahnya masing-masing. Pasalnya kondisi ruang kelas masih berantakan dan tergenang air. "Kalau surut biasanya dua sampai tiga hari jika banjirnya seperti ini. Tapi kalau ada kiriman lagi atau ada hujan lagi bisa seminggu," ujar Nai.

Selain siswa yang tidak masuk sekolah, Nai lebih lanjut mengatakan, sebanyak 12 guru juga tak bisa mengajar akibat ruang kelas SD Haurpugur 4 terendam air. Itu sebabnya Nai menilai akibat banjir yang melanda sekolahnya merugikan banyak pihak.

"Sekolah kami seperti pantai derita. Namun, sejauh ini belum ada rencana untuk merelokasi siswa. Kami lihat kondisinya besok (hari ini. Red)," ujar Nai.

Hal senada juga dikatakan Kepala SD Haurpugur 3, Nasrudin, ketika ditemui di sekolahnya. Nasrudin mengaku, banjir yang melanda kedua sekolah itu bukan untuk yang pertama kalinya. Ia pun menilai banjir kemarin merupakan kejadian yang paling parah.

"Ini sudah keempat kalinya terjadi dalam kurun waktu dua bulan. Tapi ini yang paling parah karena biasanya hanya tiga kelas yang terendam air. Karena tiga ruang untuk kelas 2, 3, dan 6 sudah ditinggkan. Hari ini (Kemarin. Red) ini enam kelas terendam sehingga menyebabkan ratusan siswa kami tidak bisa sekolah," ujar Nasrudin.

Dikatakan Nasrudin, sebanyak 163 siswa sudah diminta untuk belajar di rumahnya masing- masing kemarin. Menurutnya genangan air tak bisa langsung surut lantaran Sungai Citarik masih terus meluap. Bahkan tiga ruang, yakni ruang kelas 1, 4, dan 5 masih tergenang air lantaran posisi kelasnya lebih rendah ketimbang tiga kelas lainnya.

"Sebaiknya, pemerintah segera melakukan normalisasi Sungai Citarik yang menjadi sumber banjir yang kami alami ini. Air tak lagi tertampung di sungai itu," ujar Nasrudin sembari menyebutkan sebanyak 10 guru juga tak mengajar karena banjir.

Harus Dikeruk

Selain kedua sekolan ini, sekitar 400 rumah di RW 1 dan RW 2 juga ikut terendam akibat luapan Sungai Citarik ini. Hal itu dikatakan Kepala Desa Haurpugur, Ade Sansan ketika ditemui Tribun di ruang kerjanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved