Pemilihan Gubernur Sulsel
Akademisi: KPU Harus Stop Opini Menang Versi Quick Count
Hasil QC tersebut baru sebatas issu atau informasi awal yang belum pasti.
lihat foto
Laporan Wartawan Ilham / Tribun Timur/ Ilham
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,-Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel mengklarifikasi kepada masyarakat Sulsel bahwa pemenang Pilgub Sulsel ini tidak berdasarkan publish quick count (QC).
Pascapemungutan suara Pilgub Sulsel dua hari lalu, beberapa lembaga survei melansi QC, incumbent Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) unggul, disusul nomor urut satu Ilham Arief Sirajuddin-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), dan Rudiyaanto Asapa-Nawir Pasinringi (GarudaNa).
Dosen Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas Dr Hasrullah, mengatakan, hasil QC tersebut baru sebatas issu atau informasi awal yang belum pasti.
"Quick count itu bukan informasi kemenangan, informasi kemenangan itu adalah tunggu keputusan KPU. Quick count itu belum pasti, baru info awal, isu, itu hanya berdasarkan sampel 330 TPS, Sulsel ini kan 15.601 TPS," kata Dr Hasrullah kepada Tribun, Kamis (24/1)
Menurut Hasrullah, pentingnya klarifikasi KPU kepada publik mengingat pembentukan opini publik atas hasil QC ini banyak bertolak belakang denga fakta di lapangan.
"Jadi, KPU harus klarifikasi kepada publik, ini politik, pembentukan opini seperti ini tidak baik karena bagaimanapun harus berdasarkan rekap data pasti dan keputusan KPU nantinya,
apalagi, quick count itu tidak tau kalau banyak suara tertusuk simetris yang harus disahkan, kan ini pasti menambah atau mengurangi persentase suara. Belum lagi kesalahan quick count atas suara di beberapa kabupaten, misalnya, tadinya IA dipublish kalah dari Sayang di Maros, Pangkep, Wajo, tapi ternyata IA menang di daerah ini sesuai formulir C1, ini data pasti ini. Makanya, stop pembentukan opini, KPU harus klarifikasi," jelas Hasrullah.
Baca juga :
