Minggu, 5 Oktober 2025

Mutasi Batal Karena ‘Perang’ di Gedung Sedadap

Perang kepentingan antara penghuni Gedung Sedadap- sebutan Kantor Bupati Nunukan- menjadi faktor gagalnya

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Mutasi Batal Karena ‘Perang’ di Gedung Sedadap
TRIBUN TIMUR / NIKO RURU
Basri dan Asmah Gani saat kampanye Pemilukada Nunukan 2011. (dokumentasi tribun)

Hubungan tak mesra saat itu juga ditunjukkan Wakil Bupati Nunukan yang memilih duduk dideretan bangku pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Nunukan, ketimbang duduk dimeja pimpinan sidang bersama Bupati Nunukan, saat sidang paripurna di DPRD Nunukan. Belakangan hubungan keduanya kembali harmonis.

Hubungan keduanya kembali memanas saat Asmah tidak dilibatkan pada pembahasan APBD Kabupaten Nunukan tahun 2013. Indikator itu dikuatkan dengan sikap politisi Partai Golkar di DPRD Nunukan yang ikut-ikutan meminta penundaan pengesahan Rancangan Peraturan Daerah APBD Kabupaten Nunukan tahun 2013 menjadi peraturan daerah. Asmah berasal dari Partai Golkar. Puncaknya, mutasi kali ini benar-benar membuat Wakil Bupati semakin berang.

“Mutasi kali ini sangat menentukan sikap Ibu Wakil. Kalau tidak sepaham dengan Bupati, akan ada ‘GARUT’ kedua,” bunyi pesan singkat dari seseorang yang masuk lingkaran Wakil Bupati Nunukan, yang dikirimkan tribunkaltim.co.id, beberapa saat setelah kepastian pembatasan mutasi hari ini. Pesan singkat ini merujuk pada mundurnya Wakil Bupati Garut Dicky Chandra.

Basri dan Asmah Gani resmi memimpin Kabupaten Nunukan sejak 31 Mei 2011, setelah memenangkan Pemilukada Nunukan.

Dikonfirmasi terkait informasi diatas, Bupati Nunukan Basri dengan tegas membantahnya. "Nggak ada itu. Semuanya baik-baik saja kok," ujarnya.

Baca   Juga  :

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved