Mutasi Batal Karena ‘Perang’ di Gedung Sedadap
Perang kepentingan antara penghuni Gedung Sedadap- sebutan Kantor Bupati Nunukan- menjadi faktor gagalnya

Mutasi Batal Karena ‘Perang’ di Gedung Sedadap
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN,- Mutasi pejabat eselon II dilingkungan Pemkab Nunukan yang seyogyanya berlangsung, Rabu (23/1/2013) pagi ini batal digelar. Perang kepentingan antara penghuni Gedung Sedadap- sebutan Kantor Bupati Nunukan- menjadi faktor gagalnya pelaksanaan mutasi yang dirancang melibatkan sejumlah kepala dinas.
Pertentangan paling tajam antara Bupati Nunukan Basri dan Wakil Bupati Nunukan Hajjah Asmah Gani untuk mempertahankan ‘orang-orangnya’ di pemerintahan.
Sumber tribunkaltim.co. diinternal Pemkab Nunukan memastikan, undangan sebenarnya akan disebar Selasa (22/1/2013) kemarin malam, namun dibatalkan karena antara Bupati dan Wakil Bupati belum ada kesepakatan soal pejabat-pejabat yang akan bergeser.
Bupati Nunukan Basri tadi malam tiba-tiba meminta Sekretaris Kabupaten Nunukan Tommy Harun membatalkan pelantikan pejabat baru sampai waktu yang belum ditentukan.
Mentoknya pembahasan, saat mengarah pada pergeseran sejumlah nama seperti Asisten III Setkab Nunukan Abdul Karim, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Nunukan Syaparuddin, Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Nunukan Taufiqurahman dan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (DPKKAD) Djainuddin.
Karim rencananya digeser bertukar posisi dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Datuk Balam.
“Ada yang menolak dan meminta jabatan Asisten III diisi Petrus Kanisius,” ujar sumber dimaksud.
Pejabat dimaksud juga menolak digesernya Syaparuddin, Taufik maupun Djainuddin. Mentoknya pembahasan juga terjadi saat mengarah pada pergantian Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Nunukan Robby Nahak Serang. Jabatan yang ditinggalkan Robby rencananya diisi Adi Karsono.
Dampak pertentangan itu, Wakil Bupati Nunukan kemarin pagi harus meninggalkan Gedung Sedadap. Tak berapa lama, Bupati juga meninggalkan kantor.
Dampaknya berlanjut hingga hari ini. Asmah Gani memilih tak menghadiri tabligh akbar yang digelar Pemkab Nunukan, Rabu (23/1/2013) hari ini di Masjid Agung Al-Mujahidin Nunukan. Acara itu hanya dihadiri Bupati. Padahal biasanya, Asmah Gani tak pernah melewatkan acara serupa. Wabup lebih memilih masuk kantor.
Sementara Basri, usai mengikuti tabligh akbar berangkat ke Jakarta untuk menghadiri undangan dari pemerintah pusat.
Perang dingin antara Bupati dan Wakil Bupati sebenarnya bukan terjadi pada mutasi kali ini saja. Pada mutasi besar kedua, awal tahun 2012 lalu, Asmah Gani juga berang dengan masuknya sejumlah nama dalam Kabinet Gerbang Emas. Ia memilih tak hadir pada pelantikan pejabat dimaksud.
Demonstrasi besar-besaran pernah dilakukan warga Nunukan mengecam Bupati Nunukan Basri yang dinilai gagal melaksanakan janji kampanyenya. Sejumlah demonstran dituding sebagai pendukung Wakil Bupati.
Hubungan tak mesra saat itu juga ditunjukkan Wakil Bupati Nunukan yang memilih duduk dideretan bangku pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Nunukan, ketimbang duduk dimeja pimpinan sidang bersama Bupati Nunukan, saat sidang paripurna di DPRD Nunukan. Belakangan hubungan keduanya kembali harmonis.
Hubungan keduanya kembali memanas saat Asmah tidak dilibatkan pada pembahasan APBD Kabupaten Nunukan tahun 2013. Indikator itu dikuatkan dengan sikap politisi Partai Golkar di DPRD Nunukan yang ikut-ikutan meminta penundaan pengesahan Rancangan Peraturan Daerah APBD Kabupaten Nunukan tahun 2013 menjadi peraturan daerah. Asmah berasal dari Partai Golkar. Puncaknya, mutasi kali ini benar-benar membuat Wakil Bupati semakin berang.
“Mutasi kali ini sangat menentukan sikap Ibu Wakil. Kalau tidak sepaham dengan Bupati, akan ada ‘GARUT’ kedua,” bunyi pesan singkat dari seseorang yang masuk lingkaran Wakil Bupati Nunukan, yang dikirimkan tribunkaltim.co.id, beberapa saat setelah kepastian pembatasan mutasi hari ini. Pesan singkat ini merujuk pada mundurnya Wakil Bupati Garut Dicky Chandra.
Basri dan Asmah Gani resmi memimpin Kabupaten Nunukan sejak 31 Mei 2011, setelah memenangkan Pemilukada Nunukan.
Dikonfirmasi terkait informasi diatas, Bupati Nunukan Basri dengan tegas membantahnya. "Nggak ada itu. Semuanya baik-baik saja kok," ujarnya.
Baca Juga :
- Ilham Semangati Pegawai di Masjid 15 menit lalu
- KPK Periksa Lagi 6 Anggota DPRD Riau 33 menit lalu
- Tiga Kecamatan Bantul Waspada Leptospirosis 42 menit lalu
- Dikdik Mulyana Cagub Terkaya di Jabar 1 jam lalu