Cileunyi Wetan Seperti Lautan
Sekitar 500 rumah yang dihuni 1.490 jiwa di RW 1 dan RW 18 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi,

"Kabupaten Bandung menjadi tumpuan bencana. Namun penyebab banjir di Cileunyi Wetan merupakan kiriman air dari Kabupaten Sumedang akibat curah hujan yang meninggi. Akibatnya air meluap di Sungai Cikeruh yang ada di Cileunyi Wetan karena berada di hilir," ujar Deden.
Selain itu, Deden mengakui jika sistem irigasi di Kabupaten Bandung belum sepenuhnya normal. Sebab, kata Deden, kiriman air dari Kota Bandung, seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus yang bermuara Sungai Citarum pun menyebabkan Banjir di beberapa wilayah di Kecamatan Baleendah.
"Barangkali ini Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar harus turun tangan karena Pemprov hanya bergantung dengan BBWS. Padahal ini persoalan yang melibatkan lintas kota dan kabupaten," ujar Deden. Deden pun meminta, Gubernur Jabar, harus turun ke lapangan meninjau lokasi. "Ini bukan menyalahkan siapapun. Hanya saja penyelesaian persoalan ini harus menyeluruh dan komprehensif," ujar Deden.
Deden mengaku, harus ada solusi lain selain normalisasi sungai untuk mengantisipasi banjir yang selalu melanda Kabupaten Bandung. Sebab, Deden menyebut, normalisasi saja tidak akan cukup untuk mengurangi debit air yang tak bisa ditebak. Belum lagi air dari kota dan kabupaten lainnya membawa sedimentasi tanah dan kotoran lainnya.
"Normalisasi dan perbaikan irigasi memang perlu. Tapi juga mesti ada danau-danau kecil yang digunakan untuk menampung air. Sebab danau tersebut bisa dimanfaatkan ketika musim hujan dan musim kemarau," ujar Deden.
Dikatakan Deden, idelanya harus ada 13 titik danau buatan. Danau tersebut berada di tempat-tempat yang berpotensi terjadi banjir ketika musim hujan. Selain itu, danau itu juga dibuat di daerah yang mengalami kekeringan ketika musim kemarau tiba.
"Sejauh ini, karena kebutuhan baru ada dua prioritas di 2013 nanti, yaitu Bojongmalak dan Cieunteng. Namun Kamasan juga nantinya akan dipikirkan. Sebab walau Cisangkuy dipotong tetap diperlukan danau di sana. Karena setiap perkejaan beum tentu sempurna sehingga harus ada opsi lainnya," ujar Deden.
Deden mengimbau kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, masyarakat harus bisa melakukan persiapan jika hujan datang. Selain itu, Deden meminta, BPBD, Dinsos, dan Camat harus memilik pelayanan standar mitigasi. Sebab, ketika ada banjir datang atau bencana lain datang, mereka sudah siap untuk memberikan tempat pengungsian, logistik, dan perlengkapan kesehatannya.
Ketua BPBD Kabupaten Bandung, Marlan, mengatakan, akibat hujan deras dua hari yang lalu juga mengakibatkan longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Longsoran yang terjadi Sabtu (23/12) sekitar pukul 16.00 sepanjang 9 m tersebut menimpa tiga rumah.
"Kirmir yang ada di saluran air jebol. Kemudian terjadi lomgsor menimpa rumah di perbukitan di daerah itu. Rumah yang terkena longsoran itu bangunannya roboh menimpa dua rumah di bawahnya," kata Marlan melalui ponselnya Minggu (23/12/2012).
Marlan mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa. Namun, petugas BPBD Kabupaten Bandung sudah melalukan evakuasi di tempat tersebut. "Petugas dari BPBD kini sedang membersihkan jalan di kawasan itu, dan memperbaiki kirmir yang rusak akibat hujan besar tersebut," ujarnya.
Marlan pun membenarkan, jika terjadi banjir di beberapa wilayah Kabupaten Bandung wilayah timur. Wilayah yang mengalami banjir itu, kata Marlan, yakni, Kecamatan Rancaekek, dan Kecamatan Cileunyi. Marlan menjelaskan bahwa meski air sempat menggenangi luapan air di kawasan Cileunyi dan Rancaekek tersebut, namun kedalaman banjir masih dalam tahap aman.
"Sudah ada 400 relawan yang akan membantu evakuasi warga. Kami juga sudah memberikan bantuan logistik yang langsung disalurkan kepada masyarakat melalui desa," ujarnya.
Pelaksana Kehumasan Kecamatan Rancaekek, Abah Yadi, membenarkan, banjir juga terjadi di kecamatannya. Ia mengatakan, Desa Sukamanah merupakan wilayah yang cukup parah mengalami banjir. Bahkan hingga kemarin air setinggi paha orang dewasa masih menggenang beberapa wilayah di Desa te rsebut.
"Yang mengalami banjir dan terdata adalah RW 4 yang memiliki 125 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 685 jiwa, RW 5 yang memiliki 170 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 317 jiwa, RW 6 yang memiliki 120 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 557 jiwa, dan RW 11 yang memiliki 75 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 393 jiwa, RW 12 yang memiliki 100 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 490 jiwa, RW 3 yang memiliki 205 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 860 jiwa," kata Abah kepada Tribun ketika ditemui di Rancaekek, Minggu (23/12/2012). (Tribun Jabar/Teuku Guci Syaifuddin)
Baca juga: