Buaya Laut Nyasar ke Pemukiman Warga
Tidak diketahui siapa yang pertama kali melihat kehadiran reptil ini. Tiba-tiba, si buaya sudah berada di pantai dekat pemukiman.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Dede Rosadi
TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Warga Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Sabtu (24/11/2012) sekitar pukul 09.30 WIB, dihebohkan oleh ulah seekor buaya yang tiba-tiba masuk ke pemukiman.
Tidak diketahui siapa yang pertama kali melihat kehadiran reptil ini. Tiba-tiba, si buaya sudah berada di pantai dekat pemukiman. Kehadiran hewan ini membuat warga, terutama kaum perempuan dan anak-anak, menjerit ketakutan.
Informasi mengenai buaya masuk kampung pertama kali disampaikan Taufik, anggota DPRK Aceh Singkil asal Pulau Banyak Barat.
Untuk mencegah timbulnya korban, akibat amukan buaya yang terjepit karena masuk ke pemukiman manusia, puluhan pria berbadan tegap yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, mengambil inisiatif menangkap buaya dengan menjerat menggunakan tali plastik seukuran ibu jari.
Perburuan hewan predator berlangsung menegangkan, dan memakan waktu berjam-jam sehingga cukup menguras tenaga.
Sebagian warga yang menggunakan belasan robin (perahu bermesin tempel pemotong rumput), berjaga-jaga di dekat besisir. Mereka mencegah sang buruan kembali ke laut, yang bisa makin menyulitkan penangkapan.
"Buayanya panjang dan besar. Beratnya belum ketahuan waktu diseret puluhan orang," tutur Ama Kuru, Kepala Dusun Ujung Sialit.
Setelah bekerja keras, akhirnya buaya laut sepanjang 4,5 meter berhasil ditaklukan. Sekujur tubuhnya dapat diikat tali.
Lagi-lagi, warga yang sebenarnya terlatih menarik jaring ikan di laut, harus mengeluarkan tenaga ekstra ketika memindahkan buaya ke lapangan bola voli, aggar tanahnya lebih luas dan tak menggangu aktivitas warga.
Menurut Ama, buaya berwarna hitam datang sendiri ke pemukiman warga, tanpa dipancing umpan lebih dulu. Ia mengaku, tak mengetahui alasan buaya masuk kampung.
"Warga belum bisa memutuskan buaya akan diapakan. Kami masih menunggu Pak Camat, yang akan segera datang melihat dan memutuskan mau diapakan," jelas Ama Kuru. (*)