Hari Ini Jagal Sapi di Malang Mogok

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Hari ini, Kamis (8/11/2012) seluruh pasar tradisional di Kota Malang terancam tidak mendapat pasokan daging sapi menyusul adanya aksi mogok kerja, yang dilakukan seluruh jagal sapi yang biasa memanfaatkan RPH (Rumah Potong Hewan) Kota Malang.

Aksi mogok diputuskan dalam rapat para jagal, di kantin RPH Kota Malang. Mereka juga sepakat, tidak ada yang  memotongkan sapinya di RPH. Pertemuan itu juga diikuti oleh Direktur RPH, Djoko Sudadi.

Awalnya, para jagal sempat usul mogok dua hari, tapi disepakati sehari saja agar tidak menimbulkan keresahan.

"Kami ingin menaikkan harga jual daging Rp 4.000/kg," kata H Abu Hasan, Ketua Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HPMI) Seksi Jagal Kota Malang, Rabu (7/11/2012) sore.

Menurut H Nur Wahid, salah satu jagal, saat ini harga jual daging dari para jagal Rp 66.000/kg. Dengan naik Rp 4.000/kg, diharapkan usai mogok harga baru Rp 70.000/kg.

"Harga sapi sekarang sangat mahal, dan sulit didapat. Sehingga kami ingin menaikkan harga jual dagingnya," tutur Wahid.

Informasinya, rencana kenaikkan itu sempat dicemaskan pedagang. Sebab jika harga daging makin mahal, di satu sisi masyarakat jadi turun daya belinya.

"Memang ada pedagang yang keberatan dengan kenaikkan harga jual daging yang baru. Mereka berharap hanya naik Rp 2000 per kg," papar Abu Hasan.

joko Sudadi, Direktur RPH Kota Malang menyatakan selama ini ada 38 jagal sapi yang memanfaatkan RPH-nya.

"Kalau jagal sapi mau mogok sehari, ya tidak apa-apa meski kami kehilangan retribusi," kata Djoko.

Setiap satu ekor sapi yang dipotong di RPH, biayanya Rp 44.000.

"Setiap hari, sapi yang dipotong 50 ekor. Biasanya bisa mencapai 70 ekor sapi per hari," jelasnya.

Bila mogok, pihaknya kehilangan retribusi RPH Rp 2,2 juta. Sebenarnya, Djoko sudah memberikan pertimbangan dampak mogok.

"Ada potensi daging dari daerah lain masuk Kota Malang, misalkan daging dari Kota Surabaya yang lebih murah," kata Djoko kepada para jagal sapi.