Menata Perbatasan Jadi Surga Bawah Laut
Di perairannya yang dihiasi gugusan batu-batuan besar ternyata juga memiliki potensi yang lebih menawan lagi

Selain itu membuka jalan lingkungan dan membangun 833 anak tangga menuju marcusuar serta membangun permukiman sederhana untuk penginapan para wisatawan yang datang.
Sejak saat itu, wisatawan pun mulai berdatangan ke Pulau Berhala. Namun masih sedikit jumlahnya karena transportasi ke Pulau Berhala belum regular atau rutin. Hanya sekali atau dua kali sepekan.
Tahun 2008, Erry semakin menggeber pengembangan Pulau Berhala sebagai Kawasan Ecomarine Tourism. Ia membuat konservasi penyu hijau namun tidak mengganggu habitat bertelurnya di sekitat Pulau Sokong Nenek. Membuat penangkaran penyu dan transplantasi karang. Serta membangun dermaga dan memasang pelampung tanda batas kapal berlabuh sehingga tidak merusak terumbu karang.
Hasilnya, Pulau Berhala seperti menjadi surga bawah air bagi pecinta olahraga menyelam (scuba diving) dan snorkeling (selam permukaan). Kunjungan ke pulau ini tak pernah sepi tiap akhir pekan.
Kepala Kamla Pulau Berhala, Ahmad Toripin, mengatakan selama dua tahun terakhir (2010-2012) jumlah kunjungan terus meningkat.
"Tahun 2008 sudah mulai wisatawan datang, namun dalam satu minggu jumlahnya hanya 20-50 orang. Dua tahun belakangan ini jumlahnya meningkat tajam, lebih dari 100 orang selalu memadati pulau ini setiap hari libur," jelasnya yang ditemui awal Oktober 2012.
Danny, seorang pengunjung Pulau Berhala mengaku ketagihan menyelam di pantai sepanjang Pulau Berhala. Dalam setahun terakhir, ia bersama anggota club divingnya sudah enam kali mendatangi pulau ini.
"Di Sumut ini surganya diving, sangat alami dan masih terjaga kehidupan bawah lautnya, kami selalu menyempatkan datang kemari kalau ada waktu libur," jelas warga Medan ini.
Meski sudah mampu menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, T Erry tak lantas puas. Ia terus mencari cara mengembangkan Pulau Berhala. Karena ia sadar masih banyak kelemahan di Surga Bawah Laut. Transportasi yang belum reguler, belum adanya penginapan yang bisa menampung banyak wisatawan, dan belum memiliki pembangkit listrik bertenaga besar.
Tiga tahun sisa masa kepemimpinannya periode kedua, T Erry terus mencari cara mencari mengembangkan Pulau Berhala menjadi Ecomarine Tourism.
"Mimpi saya menjadikan Pulau Berhala sebagai Kawasan Ecomarine Tourism hingga bertaraf international, itu harus saya wujudkan," ujarnya. (rif/tribun medan.com)
Baca Juga :
- Bupati Bangka Gagal Haji Ketiga Karena Tak dapat Visa 11 menit lalu
- HM Ridwan Suwidi Open House di Pendopo Paser 13 menit lalu
- Hujan Mewarnai Takbiran Idul Adha di Abdya 20 menit lalu