Jumat, 3 Oktober 2025

KA Prameks Terguling

Keluarga Asti Keluar Lewat Jendela Gerbong

Ia mengaku bisa keluar dari gerbong lewat jendela gerbong yang kacanya sudah pecah.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Keluarga Asti Keluar Lewat Jendela Gerbong
Kompas Jogja/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) yang berangkat dari Solo, Jawa Tengah, menuju Yogyakarta terguling di Dusun Krajan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (23/10/2012). Sedikitnya 39 penumpang mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut. Penyebab kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)

TRIBUNNEWS.COM SLEMAN,  - Peristiwa tergulingnya KA Prameks Solo-Kutoarjo di Desa Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (23/10/2012) mesnyisakan trauma yang mendalam bagi para penumpang dan keluarga penumpang kereta tersebut. Para penumpang KA Prameks yang menjadi korban peristiwa itu juga menjadi syok atas kejadian tersebut.

Salah satu keluarga yang menjadi korban peristiwa naas itu adalah Asti Hanifah, warga asal Tlogolelo, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo. Saat itu, Asti bersama ibunya, Siti Purnami dan kedua buah hatinya Hamka Kurnia (5 Th) dan Hatta Kurnia (5 Bulan) turut menjadi penumpang KA Prameks naas itu. Asti bersama ketiga anggota keluarganya naik di gerbong satu yang khusus untuk gerbong wanita.

Ditemui di RS Panti Rini, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Asti menuturkan bahwa saat itu ia hendak pergi ke rumah keluarga di Wates, Kulon Progo. Ia hendak bertemu suami dan keluarganya untuk merayakan Hari Raya Idul Adha, Jumat (26/10/2012) lusa.

Saat peristiwa kecelakaan itu terjadi, awalnya Asti mendengar suara rem kereta yang mendecit. Suara rem tersebut terdengar cukup keras dan terdengar sampai dalam gerbong.

"Suara rem itu juga terdengar cukup lama, sepertinya jaraknya pengeremanya juga lumayan panjang," kata Asti.

Menyambung dari suara rem kereta itu, Asti sempat mendengar seorang pria yang berteriak agar seluruh penumpang bergeser mepet ke belakang gerbong. Namun, Asti tidak begitu tahu siapa pria yang berteriak itu.

"Saya tidak tahu, mungkin petugas kereta," tambahnya,

Selang beberapa detik, Asti merasa bahwa posisi kereta sudah lebih rendah dari sebelumnya. Laju kereta juga tidak mulus dan seperti relnya tidak rata.

Seketika, Asti menoleh ke bagian jendela kereta. Betapa terkejutnya ia saat melihat kepulan debu tampak di sekitar jendela kereta.

"Debunya juga masuk ke dalam gerbong, suasana mulai riuh dan saya tidak bisa terlalu melihat dengan jelas karena tertutup debu," tambah Asti.

Sementara itu, ibunda Asti yang bernama Siti Purnami yang berdiri satu gerbong denganya juga panik. Sesaat setelah debu itu memenuhi sekitar kereta, laju gerbong kemudian semakin tak terkendali.

"Saya kurang tahu apa yang terjadi, namun saat itu saya melihat posisi gerbong keluar dari jalur rel dan sempat menabrak pohon-pohon sekitar rel," kata Siti.

Siti mengaku bahwa sesaat setelah kereta menghantam pepohonan, posisi gerbong sudah sangat miring. Ia mengaku bisa keluar dari gerbong lewat jendela gerbong yang kacanya sudah pecah.

"Saya lalu mencari anak dan kedua cucu saya, kami lalu keluar dari jendela itu," tambah Siti.

Setelah Siti bersama seluruh anggota keluarganya bisa keluar dari gerbong, beberapa warga sekitar kemudian menghampirinya. Para warga tersebut juga memberikan air putih kepada Siti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved