Jumat, 3 Oktober 2025

Menipu Gadis untuk Dapatkan Jodoh Nenek Ompong Diringkus

Sang nenek dilaporkan menipu seorang gadis warga Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone bernama Asnidar

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Menipu Gadis untuk Dapatkan Jodoh Nenek Ompong Diringkus
net
ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin

TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Seorang nenek yang kerap mengaku sebagai orang pintar terpaksa mendekam dalam tahanan markas Kepolisian Sektor Tanete Riattang. Sang nenek dilaporkan menipu seorang gadis warga Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone bernama Asnidar. Akibat kejadian ini, gadis paruh baya ini kehilangan emasnya sebesar 100 gram.

"Pelaku akan tetap kami proses sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun barang bukti tidak ada yang kami amankan karena uang hasil gadaian emas sudah digunakan," ungkap Kapolsek Tanete Riattang, Kompol Ali Syahban, Kamis (6/9/2012) saat dihubungi Tribun Timur (Tribun Network), Kamis (6/9/2012).

Ia juga menjelaskan, pelaku bernama Patang (70) warga Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Patang merupakan seorang pembantu rumah tangga yang kadang menawarkan jasa untuk mempermudah seseorang mencari jodoh. Nenek yang telah beruban dan tidak memiliki gigi ini dibekuk setelah dilaporkan korbannya yang telah memberikan kalung emas dan gelangnya untuk dipermudah mendapat jodoh.

Dalam melakukan aksinya, janda beranak tujuh ini mengajukan sejumlah persyaratan agar permintaan pasiennya dapat terpenuhi, salah satunya adalah emas. Setiap permintaan pasiennya pun tidak langsung terkabulkan dan harus melalui proses hingga berbulan-bulan.

Menurut Patang, dari sejumlah pasiennya baru kali ini yang gagal. Patang juga mengakui bahwa emas yang diambil dari korban telah digadaikan seharga Rp 35 juta. Emas itu digadaikan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Pasalnya, upah yang diperoleh dari kerjaannya tidak dapat memenuhi kebutuhan dua anaknya yang tinggal bersamanya.

"Emas itu saya gadaikan untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya mampu mengganti kebutuhan korban tapi setelah saya menjual tanah saya," ungkap nenek ini dari balik jeruji Polsek Tanete Riattang dengan berbahasa Bugis.

Baca Juga:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved