Jumat, 3 Oktober 2025

Bocah SMP Kabur dari Rumah karena tak Naik Kelas

Sudah lebih dari sebulan, H Muhammad Cipto Utomo (50) mencari putranya, M Sahrul Romadhon (14).

zoom-inlihat foto Bocah SMP Kabur dari Rumah karena tak Naik Kelas
SURYA/EBEN HAEZER PANCA
Abah Cip menunjukkan foto putra bungsunya, Sahrul, yang sejak 3 Juli 2012 silam pergi meninggalkan keluarganya.

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sudah lebih dari sebulan, H Muhammad Cipto Utomo (50) mencari putranya, M Sahrul Romadhon (14).

Bungsu dari dua bersaudara meninggalkan keluarganya sejak 3 Juli 2012 silam. Ia diduga takut dimarahi orangtuanya lantaran tidak naik kelas.

Ditemui di kediamannya di Jalan Pisang Agung, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Malang, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2012) siang, pria yang akrab dipanggil Abah Cip menuturkan, pada 3 Juli ia datang ke MTs Khotijah, Kota Malang, untuk mengambil rapor Sahrul.

Saat menerima rapor, Abah Cip mengetahui anak kesayangannya gagal naik ke kelas 3.

“Waktu pembagian rapor, sebenarnya Sahrul sama saya. Nah, setelah rapor dibagikan dan kami mau pulang, Sahrul tiba-tiba minta izin ke toilet sebentar," tutur Abah Cip.

"Saya tunggu-tunggu di mobil sampai lama, dia tidak datang-datang. Setelah dicari sama guru-gurunya di sekolah, tetap tidak ditemukan. Sampai sekarang dia belum pulang,” jelasnya.

Abah Cip berharap Sahrul bersedia pulang ke rumah. Ia juga memastikan tidak akan marah meski anaknya gagal naik kelas.

“Dia tidak naik kelas, saya tidak marah kok. Saya malah menganggap itu seharusnya bisa dia jadikan pelajaran,” cetusnya.

Mukhlis Safrudin Habib (25), kakak Sahrul menambahkan, setelah memastikan adiknya hilang, keluarga langsung melapor ke Polresta Malang. Mukhlis juga mengaku tetap berupaya mencari Sahrul di kediaman teman-teman sekolahnya.

Upaya itu membuahkan hasil, bahwa Sahrul diketahui sempat pergi bersama salah satu teman sekolahnya, TG, yang ternyata juga kabur dari rumah orangtuanya lebih dulu.

“Saya cuma kuatir Sahrul ikut pergaulan yang salah,” ucap Mukhlis.

Keluarga Cip sangat berharap kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan Sahrul, agar ikut membantu melapor ke polisi.

“Dia sempat kirim pesan ke Facebook saya, dan bilang tidak akan pulang karena takut menyusahkan keluarga. Di situ dia bilang kalau sudah tidak di Jawa,” ungkap Mukhlis. (*)

BACA JUGA

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved