Rabu, 1 Oktober 2025

Sopir Truk di Pelabuhan Sukabangun Akhirnya Mogok

Sopir truk Pelabuhan Sukabangun akhirnya melakukan aksi mogok, Kamis (26/7/2012) lantaran sampai kini pemerintah tak bisa mengatasi

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori

TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Sopir truk Pelabuhan Sukabangun akhirnya melakukan aksi mogok, Kamis (26/7/2012) lantaran sampai kini pemerintah tak bisa mengatasi persoalan BBM di Kabupaten Ketapang yang mereka keluhkan sejak beberapa waktu lalu.

Para sopir truk mengaku, selama ini mereka kesulitan mendapatkan minyak jenis solar dari SPBU, sementara pemilik modal yang membeli memakai drum justru mendapatkan jalur khusus.

Sayangnya kondisi ini tak direspon pemerintah, sampai akhirnya mereka melakukan aksi mogok.

"Kemarin, kami para sopir sudah audiensi dengan DPRD dan ESDM, namun hingga kini tidak ada kejelasan dari persoalaan ini, karena Pemda dan DPRD selama ini tidak ada tindakan nyata, hanya bisa diam saja, makanya kami mogok kerja," kata Rudi, perwakilan sopir.

Ditegaskannya, aksi mogok ini dilakukan lantaran pendapatan mereka tak sebanding dengan besarnya biaya operasional. Sulitnya membeli solar selama ini di SPBU-SPBU menjadi penyebab utama mereka melakukan aksi mogok.

"Kami membeli solar di pengecer dengan harga mahal Rp 150 ribu sampai dengan Rp 160 ribu per-jerikennya, itu pun ukurannya kadang ada yang berkurang, artinya tidak sebanding dengan biaya operasional yang tinggi. Kami para sopir sudah pasti rugi," keluh Rudi.

Namun, jika mereka bisa membeli solar di SPBU dengan harga Rp 4.500 perliternya artinya biaya operasional bisa sebanding dengan penghasilan para sopir. Namun untuk membeli solar di SPBU sangat sulit karena antrean yang begitu panjang yang banyak dipadati oleh para pengecer BBM yang banyak mengunakan mobil-mobil.

"Kalau beli solar di kios eceran biaya operasional jadi tinggi, sementara upah sopir belum ada kenaikan, makanya para sopir jadi rugi," ujar Rudi.

Rudi mengungkapkan, saat audiensi dengan DPRD dan ESDM di gedung DPRD kemarin mereka mengusulkan agar dapat membeli BBM jenis solar di SPBU-SPBU 100 liter per mobilnya.

"Kalau 100 liter per truknya, kami bisa beroperasional selama satu minggu, tapi sampai sekarang tuntutan kami belum ada kepastian apapun. Kami akan mogok total sampai tuntutan kami dipenuhi, jumlah sopir truk di pelabuhan ada 56, itu belum termasuk sopir truk pick up," ungkap Rudi.

Baca Juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved