Sabtu, 4 Oktober 2025

Kenapa Harus Dibunuh? Digertak Saja Mereka Mati

Meski sepeninggal ibu kandungnya, Syatalirah harus hidup berdampingan dengan dua ibu tiri, namun keluarga ini terbilang rukun.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Kenapa Harus Dibunuh? Digertak Saja Mereka Mati
Serambi Indonesia/Yusmandi Idris
Kedua korban yang bersimbah darah ditangan massa adalah Ahmad Johan (70) sebelah kanan dan Maimunah bin Abdullah (73) penduduk Desa Cot Saleut, Peusangan Siblah Krueng Bireuen sedang di UGD RSUD Bireuen.

TRIBUNNEWS.COM, BIREUEN - Ahmad Johan (70) dan Maimunah binti Abdullah (73), warga Desa Cot Saleut, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen tewas mengenaskan dihakimi massa, Sabtu (21/7/2012) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Selain mengeksekusi pasangan renta itu, massa juga membumihanguskan rumah korban.

Menurut kabar, massa mengamuk dan melakukan penghakiman karena Maimunah diyakini mengamalkan ilmu santet. Bahkan, ada warga yang mengaku bisa membuktikan tuduhan itu.

Salah seorang anak Ahmad Johan dari istri pertamanya yang sudah meninggal, Syatariah (38) tak mampu menahan sedih saat mengetahui ayah tercintanya bersama ibu tiri yang dipanggilnya mami ketiga menemui ajal dengan cara yang sangat sadis.

"Mereka sudah tua renta, jangankan dianiaya begitu, ditakut-takuti (digertak) saja mati,” kata Syatariah sambil menahan tangis.

Meski sepeninggal ibu kandungnya, Syatalirah harus hidup berdampingan dengan dua ibu tiri, namun keluarga ini terbilang rukun. Rumah mereka saling berdampingan. Syatariah menempati rumah sendiri, sedangkan mami kedua (Maimunah) dan mami ketiga (Nurhayati) hanya terpaut antara 10 hingga 30 meter.

Menurut Syatariah, pada tengah malam itu massa mendatangi rumah mami keduanya, Maimunah yang dituduh mengamalkan ilmu santet. Massa juga ikut membawa ayah kandungnya.

"Saat mereka dibawa saya takut sekali dan tidak dibenarkan untuk melihat. Mereka memukul ayah dan ibu saya. Anggota keluarga yang lain melarang saya keluar takut jadi korban juga," ujar Syatariah.

Mengenai tudingan terhadap ibu tirinya sebagai dukun santet, Syatariah mengaku tidak tahu. Tetapi dia memastikan ayahnya tidak terlibat dengan tuduhan itu, tetapi ikut menjadi korban kemarahan massa.

"Kami sedih sekali menghadapi kenyataan tersebut. Orang tua kami dianiaya tapi kami tak kuasa melakukan apa-apa. Kami serahkan semua ini kepada proses hukum," kata Syatariah.

(yus)

Baca Juga:


Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved