Keluarga Martuna Tak Lagi Tidur Beralas Tanah
Martuna Effendi (51) tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Begitu pula istrinya Saniah (38).

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Hanani
TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Martuna Effendi (51) tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Begitu pula istrinya Saniah (38). Warga Desa Rasau, Kecamatan Pandawan, Hulu Sungai Tengah itu tak bisa menahan air matanya, saat menceritakan bagaimana dulu tempat tinggalnya jauh dari layak huni.
Dinding rumahnya dari bambu, atapnya dari daun rumbia dan lantainya pun hanya dari tanah yang diberi potongan papan-papan kecil. Di bangunan 5x8 meter itu, Martuna yang bekerja sebagai tukang parkir di Pasar II Barabai, tinggal bersama empat anaknya. Tapi, sejak tiga hari yang lalu, kondisi rumahnya berubah.
Melalui kegiatan bedah rumah, bersama program BRI Peduli bekerjasama dengan TP PKK HST, rumah tak layak huni itu pun direhab. Bangunan dengan ukuran sekitar 4x8 tersebut terlihat lebih sehat. Dinding bambunya diganti kalsiboard, yang dicat warna hijau daun di bagian luarnya.
Begitu pula atap rumahnya, diganti seng berwarna biru serta lantainya dari papan.
“Kami sangat berterimakasih. Keluarga kami kini bisa tinggal di tempat yang layak. Setidaknya kami tak lagi tidur berlantai tanah,”kata Martuna dan Saniah terharu sambil mengusap matanya yang memerah, saat TP PKK dan rombongan BRI mengunjunginya.
Martuna menuturkan, dengan penghasilan pas-pas an sebagai tukang parkir dan istrinya penjual daun pisang di pasar, sulit bagi dia memperbaiki gubuk tuanya. Apalagi mengganti semua bahan bangunannya dengan yang lebih baik. “Ini rezeki dari Allah yang tak disangka-sangka untuk keluarga saya,”katanya.
Kebahagiaan juga dirasakan, Siti Sarah (75), warga Aluan Bakti, Kecamatan Batubenawa. Perempuan lansia yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani tersebut, juga mendapat bantuan membedah rumahnya yang semula berdinding anyaman dari batang pelepah pohon rumbia menjadi rumah sederhana layak huni.
Nenek yang tinggal bersama satu anak laki-lakinya itu beruntung, karena selain rumahnya diperbaiki, dia mendapatkan bantuan kasur baru, bantal sprei serta kelambu berbahan tilai. Kelambu itu langsung dipasangkan rame-rame oleh TP PKK HST yang dimpimpin Hj Tintainah. Nenek sepuh itu pun langsung meneteskan air mata, mendapat perhatian tersebut. “Saya ini tak punya apa-apa lagi. Sawahpun tak punya,”lirihnya.
Ketua TP PKK HST Hj Tintainah menyatakan, program ini membantu pemkab HST dalam mengatasi ketidak berdayaan masyarakat mendapatkan rumah yang sehat, karena terbentur kemiskinan. “Kita berharap lebih banyak pihak swasta yang ikut bergabung program ini,”katanya.
Pimpinan Cabang BRI Barabai, Muslikhin menambahkan, ada tiga keluarga yang mendapat bantuan merehab rumah dari program BRI Peduli, dengan total dana Rp 36.5 juta. “Program ini menyentuh langsung masyarakat tak mampu, dengan harapan mereka bisa hidup di rumah sederhana yang lebih sehat,”katanya.
Baca juga:
- Konversi Harga Bahan Lantai Kapal Kudungga Masuk Kas Daerah
- Nelayan Pulau Sembilan Tolak Nelayan Luar
- Ratu Bansos Kutim Ditahan Kejari Sangatta