Jumat, 3 Oktober 2025

Sistim Pendidikan Kota Siantar Terbelakang

Sistem penerimaan siswa baru (PSB) Kota Pematangsiantar yang masih menerapkan sistem manual

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Sistim Pendidikan Kota Siantar Terbelakang
ist
Logo Depdiknas

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Adol Frian Rumaijuk

TRIBUNNEWS.COM PEMATANGSIANTAR - Sistem penerimaan siswa baru (PSB) Kota Pematangsiantar yang masih menerapkan sistem manual dinilai sangat terbelakang. Dimana, saat ini era tehnologi yang canggih seharusnya bisa digunakan untuk menekan maraknya kutipan liar.

Terkait adanya penjualan formulir PSB di SMA Negeri 4 Kota Pematangsiantar untuk tahun pengajaran 2012/2013 sebesar Rp 15 ribu per berkas. Padahal, pengutipan liar seperti hal tersebut tidak akan terjadi jika PSB dilaksanakan secara online.

"Padahal pendidikan merupakan bagian dari visi dan misi wali kota Pematangsiantar. Sangat bertentangan dengan pelaksanaan pendidikan di kota ini," ujar Timbul Panjaitan di Pematangsiantar kepada www.tribun-medan.com, Rabu (27/6/2012). Pengamat pendidikan di kota Pematangsiantar ini sangat kecewa dengan lemahnya penerapan tehnologi di kota tersebut.

Dimana, SMA Negeri 4 Pematangsiantar dinyatakan Hulman Sitorus akan dijadikan sebagai sekolah unggulan. Meski sejak awal pemerintahannya hal itu disampaikan namun hingga kini hal itu belum tercapai. Bahkan status unggulan memasuki tahun kedua hanya sekedar begaining menarik perhatian calon siswa yang akan mendaftar ke sekolah tersebut.

Hal itu terbukti, dari antusiasme para calon siswa yang mendaftarkan diri saat pengambilan formulir meski dikenakan biaya Rp 15 ribu. Kutipan tersebut sebelumnya dinyatakan pihak komite untuk biaya pengawas dan pemeriksaan jawaban ujian.

Hal itu juga terjadi di SMP Negeri 1 Kota Pematangsiantar. Yang mana, dua buah map formulir dijual seharga Rp 6 ribu. Dimana, calon siswa yang mendaftar dan akan ikut ujian Kamis (28/6) sebanyak 1.000 orang.

Jumlah peserta ujian tersebut dibenarkan Ketua Panitia Ujian masuk SMP N 1, Daniel Siadari ketika ditemui di sekolahnya. Dan yang diterima hanya untuk sepuluh lokal masing-masing 36 orang siswa. Sehingga yang akan masuk ke SMPN1 Pematangsiantar sebanyak 360 siswa.

Banyak hal yang perlu dilakukan dalam mengikuti perkembangan teknologi di dunia pendidikan menurut Timbul. Ia mengatakan, seyogianya pemko Pematangsiantar belum mampu memberlakukan untuk seluruh sekolah sistem online, bisa dilakukan beberapa sekolah sebagai sampel.

Sehingga komersialisasi pendidikan bisa diminimalisir di kota Pematangsiantar. Harapannya, menurut Timbul, pemko Pematangsiantar harus melakukan pembangunan dunia pendidikan sesuai dengan program yang diprogramkan kepala daerah. Sehingga, marwah kepemimpinan pemerintah kota bisa terlihat dari progres pembangunan yang dilakukan. (afr)

Terkait Berita Regional  :

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved