Fokker Jatuh di Halim
Galih Bingung Peti Ayahnya Ditimbun Tanah
Jenazah pilot pesawat Fokker 27 yang mengalami kecelakaan di komplek TNI AU Rajawali Halim Perdanakusuma, Mayor Penerbang Heri Setyawan

Laporan Wartawan Tribun Jogja
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Jenazah pilot pesawat Fokker 27 yang mengalami kecelakaan di komplek TNI AU Rajawali Halim Perdanakusuma, Mayor Penerbang Heri Setyawan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giripeni,Wates, Jumat(22/6/2012) siang. Upacara pemakaman diiringi isak tangis istri dan keluarganya.
Pemakaman Mayor Heri dilaksanakan dengan upacara militer yang dipimpin langsung inspektur upacara Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Adisucipto, Marsma Abdul Muis.
Di pemakaman, istri Heri, Erni Susilowati terlihat sangat terpukul dengan kematian suaminya. Air matanya terus keluar hingga saat peti jenazah mulai diuruk dengan tanah.
Bahkan, saking berdukanya, Erni harus dipapah oleh sanak keluarganya. Setelah selesai ditimbun tanah, Erni terus menangis dan sempat memeluk pusara suaminya. Sanak keluarga kemudian memapahnya ke kursi untuk ditenangkan.
Sementara kedua anaknya terlihat bingung dengan peti jenazah ayahnya yang ditimpa dengan tanah. Keduanya tidak menujukkan ekspresi kesedihan karena belum tahu apa yang terjadi. Keduanya terlihat bingung.
“Kok ditimbun dengan tanah,” tanya Galih Sabdaraya kepada perempuan yang terus menggandengnya.
Galih dan perempuan yang menggandengnya kemudian mendekat ke liang lahat untuk melihat peti ayahnya ditutup dengan tanah. Tidak ada ekspresi apapun dari wajahnya.
Sementara adiknya, Manda yang mengenakan baju berwarna pink terus digendong oleh seorang perempuan anggota TNI Angkatan Udara. Kedua tangannya pun terus memegangi keranjang bunga yang akan ditaburkan ke atas pusara ayahnya.
Setelah liang lahat penuh dengan tanah, seluruh keluarga langsung menaburkan bunga ke atas pusara Mayor Heri. Tak ketinggalan kedua anaknya.
Dengan dibantu oleh petugas dan anggota keluarga, keduanya terus menaburkan bunga. Setelah itu mendoakan almarhum, seluruh keluarga langsung kembali ke rumah duka.
Sebelum dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Giripeni, jenazah Mayor Heri sempat disemayamkan di rumah orangtuanya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih.
Begitu rombongan kendaraan pengangkut jenazah tiba di rumah duka, ibu dan adik Heri langsung histeris tak kuat menahan duka.
Bahkan Fitri, adik Heri pingsan tak kuasa melihat peti jenazah kakaknya dibawa masuk ke dalam rumah. Seluruh anggota keluarga lainnya langsung mengerubungi peti jenazah yang ditempatkan di ruang tamu.
Di dalam ruang tamu, adik dan ibu korban, Fitri Indah Setyaningsih dan Jumiyatun terus menangis di dekat peti jenazah. Ayah Heri, Samidi langsung menenangkan keduanya.
Istri korban, Erni Susilowati terus menangis dan tidak kuat untuk berdiri. Sanak keluarga terus mendampinginya. Sementara kedua anak Heri, Galih Sabdaraya dan Manda terlihat bingung seperti tidak mengetahui ayahnya telah pergi untuk selama-lamanya.
Setelah sempat disemayamkan dan disholatkan oleh rekan-rekannya dan pelayat, jenazah Mayor Heri langsung diserahkan oleh pihak keluarga kepada TNI Angkatan Udara untuk dimakamkan secara militer.
Pihak keluarga langsung menyerahkan jenazah yang diterima langsung oleh Danlanud Adisucipto, Marsma Abdul Muis. Setelah itu, jenazah langsung dibawa ke dalam mobil jenazah untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giripeni yang letaknya sekitar dua kilometer dari rumah duka.
Sesampai di Taman Makam Pahlawan, jenazah Mayor Heri langsung dibawa ke ke dalam komplek pemakaman. Tembakan salvo mengiringi peti jenazah masuk ke dalam komplek.
Setelah itu, pemakaman dilanjtukan dengan upacara militer yang dipimpin langsung oleh Marsma Abdul Muis. Tembakan Salvo kembali mengiringi peti jenazah masuk ke dalam liang lahat.
Ayah Heri, Samidi yang ditemui usai pemakaman mengatakan, pihak keluarga sudah ikhlas melepas kepergiannya. Heri merupakan anak kebanggaan keluarga yang tidak akan pernah dilupakan karena meninggal saat melaksanakan tugas.
"Kami sudah ikhlas dengan kepergian Heri," ucapnya lirih.
Samidi juga meminta maaf kepada seluruh rekan, saudara serta jajaran TNI Angkatan Udara apabila selama ini anaknya tersebut memiliki kesalahan.
Sementara Danlanud Adisucipto, Marsma Abdul Muis mengatakan almarhum telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara.
Heri meninggal dalam melaksanakan tugas tebang sehingga seluruh jajaran TNI Angkatan Udara sangat kehilangan. Selama menjadi anggota TNI, almarhum terus menunjukkan dedikasi dan semangat yang tinggi.
"Kami merasa kehilangan Mayor Heri,” ucapnya.
Ia menjelaskan, selama menjadi instruktur penerbang, Heri selalu menunjukkan dedikasi yang sangat tinggi.
Setiap kali memberikan pelatihan kepada yuniornya, Heri selalu mengingatkan untuk semangat dalam menjalankan tugas. Pesan-pesan untuk terus semangat itu harus dilaksanakan oleh seluruh anggota TNI.
Mayor Heri sendiri merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1998. Kemudian masuk ke sekolah penerbang pada tahun 2000 dan masuk ke sekolah instruktur penerbang pada 2008 angkatan 83.
Sebelum gugur dalam menjalankan tugas, Mayor Heri menjabat sebagai Kepala Seksi Keselamatan Terbang dan Kerja Skuadron 2 Halim Perdanakusuma. Heri meninggalkan seorang istri, Erni Susilowati dan duan orang anak, Galih Sabdaraya dan Manda.(has)
BACA JUGA: