Perang Suku di Timika, Korban Kembali Berjatuhan
Perang antar dua kubu masing-masing kubu kampung amole dan kampung harapan yang bertikai
Laporan Kontributor Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty
TRIBUNNNEWS.COM, JAYAPURA - Perang antar dua kubu masing-masing kubu kampung amole dan kampung harapan yang bertikai di Kwamki Narama, Timika Papua terus berlanjut. Pada Rabu (20/6/2012) kedua kubu masing-masing dari Kampung Amole dan Kampung Harapan kembali terlibat perang dengan menggunakan senjata tradisional mereka yakni panah.
Dari data yang diperoleh Tribunnews.com, kedua kubu yang bertikai hingga saat ini belum mau didamaikan, padahal pihak kepolisian setempat yang dipimpin Kapolres Mimika AKBP Denny Siregar sudah berupaya untuk mendamaikan kedua kubu yang bertikai dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada kedua belah pihak yang bertikai.
Dua kubu yang bertikai ini selalu mencari celah untuk terus melakukan perang dengan cara memprovokasi warganya dengan ritual buang suara hingga melepaskan anak panah ke arah kampung lawan mereka.
Sejak Rabu, (20/6/2012) siang tadi, dua kubu yang bertikai terus saling serang dimana dari data yang diterima Tribunnews.com dari Kepolisian setempat dari kejadian tersebut belasan warga yang bertikai dari kedua kubu mengalami luka-luka akibat terkena panah, bahkan salah seorang warga dari kampung harapan tewas akibat tertembus panah dari pihak lawannya.
Sementara itu aparat keamanan gabungan dari TNI/Polri tak mampu untuk melerai kedua kubu yang terus bertikai dan kondisi tersebut menyulitkan posisi aparat dalam mendamaikan ke dua kubu yang bertikai tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin (18/6/2012) kemarin dua kelompok warga dari kampung Amole dan kampung harapan terlibat bentrok. Akibatnya empat anggota Polisi mengalami luka-luka akibat terkena panah, belasan warga mengalami luka, dua warga meninggal dunia dan beberapa kendaraan milik Polisi dibakar.
Aksi saling serang yang terjadi Rabu (2/6/2012) pagi terjadi dengan alasan warga yang bertikai adalah mencari perimbangan korban.
Baca juga: