Sentana Dalem Keberatan Tedjowulan Masuk Keraton Solo
Berdamainya dua bersaudara Raja Paku Buwono (PB) XIII, Hangabehi dengan Maha Patih Panembahan Agung Tedjowulan

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ade Rizal Avianto
TRIBUNNEWS.COM, SOLO -- Berdamainya dua bersaudara Raja Paku Buwono (PB) XIII, Hangabehi dengan Maha Patih Panembahan Agung Tedjowulan ternyata tidak serta-merta menyelesaikan permasalahan yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta.
Sejumlah Sentana Dalem, merasa keberatan dengan masuknya Tedjowulan ke dalam lingkaran dalam keraton.
Sejumlah dugaan pun bermunculan, menanggapi melunaknya Tedjowulan yang sebelumnya ngotot menjadi raja dan bahkan hingga membuat 'keraton' sendiri di kawasan Badran, Kotabarat.
Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kanjeng Pangeran (KP) Edy Wirabhumi, mengaku sempat heran dengan melunaknya Tedjowulan hingga akhirnya mau mengakui bahwa hanya ada satu raja, yakni PB XIII Hangabehi.
Terlebih, melunaknya sikap Tedjowulan muncul ketika tersiar kabar bahwa pemerintah pusat akan mengucurkan dana hingga Rp 10 Miliar untuk Keraton Kasunanan Surakarta. Dirinya menduga ada indikasi bahwa pihak Tedjowulan mengincar untuk mendapat dana hibah dari pemerintah pusat.
"Menurut saya kok nampaknya ke arah sana. Dana dari pusat itu yang nampaknya diincar oleh pihak mereka," katanya saat dihubungi Tribun Jogja (grup Tribunnews.com), Sabtu (2/6/2012).
Menurut Wirabhumi, pihak Tedjowulan nampaknya salah mengartikan dan tidak mengetahui mekanisme pengucuran dana bantuan tersebut.
"Tapi mereka tidak tahu kalau pengucuran dana ini ada mekanismenya," katanya. Padahal, lanjut dia, dana bantuan tersebut tidak diberikan langsung kepada raja, melainkan diberikan kepada keraton untuk dikelola memperbaiki dan merevitalisasi bangunan heritage keraton. (*)